Jakarta (ANTARA News) - Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit konstruksi Bank BTN berpeluang turun menyusul turunnya BIB Rate 50 basis poin. "Ada peluang untuk turun apalagi sinyalnya kemungkinan masih berlanjut," kata Direktur Bank BTN, Iqbal Latanro di Jakarta, Kamis usai diskusi perumahan. Dalam hal ini, tuturnya, penurunan BI rate dua hari lalu baru efektif mempengaruhi tingkat suku bunga kredit paling cepat dua bulan ke depan. Menurut Iqbal, BTN terus melakukan pengkajian kemungkinan penurunan suku bunga agar sejalan dengan perkembangan moneter saat ini. "Kami tentu harus siap melakukan penurunan suku bunga kalau tren memang begitu. Sebab kalau kami tidak menurunkan tentu BTN menjadi tidak kompetitif lagi untuk bersaing di pasar," katanya. Ditanya seberapa besar kemungkinan penurunan suku bunga KPR BTN, dia mengatakan belum bisa menyebutkan karena masih dikaji berdasarkanperkembangan terakhir saat keputusan naik atau tidaknya dilakukan. Dia menuturkan suku bunga KPR komersial BTN saat ini berkisar 14 persen hingga 16 persen dan kredit konstruksi 14 persen hingga 15 persen.Pada kesempatan tersebut, Iqbal juga mengatakan BTN siap memperluas skala pembiayaan bagi proyek rumah susun komersial untuk mendukung revitalisasi 54.000 hektar lahan permukiman kumuh yang ada di daerah perkotaan. Bank BUMN itu menyanggupi ikut dalam konsorsium pengembangan rusun secara komersial yang tengah digagas pemerintah. Iqbal mengatakan pihaknya punya peluang besar untuk ikut dalam pembiayaan rusun `strata title` dengan menyiapkan paket kredit pemilikan rusun dan konstruksi. Sedikitnya ada 54.000 hektar luas kawasan kumuh perkotaan yang bisa dikembangkan bagi proyek rusun. Beberapa waktu lalu, Wapres Jusuf Kalla mengajak Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Dirut BTN Kodradi, REI dan pengusaha membahas program revitalisasi kawasan kumuh di perkotaan dengan pengembangan rumah susun. Menurut Iqbal, pendanaan bagi proyek rumah susun itu bisa disiapkan melalui dua alternatif yaitu mobilisasi dana tabungan pensiun dan pinjaman luar negeri dalam bentuk "two step loan".(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006