Dalam hal ini, BPJS Kesehatan akan menjadi tuan rumah dan berkolaborasi dengan International Social Security Association (ISSA) dalam konferensi internasional yang berlangsung mulai 5-8 Maret 2024.
“Dalam ICT 2024 akan membahas bagaimana perkembangan teknologi informasi yang diimplementasikan pada program jaminan sosial di dunia,” kata Direktur Kepatuhan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Mundiharno dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
ISSA sendiri adalah asosiasi lembaga jaminan sosial yang didirikan pada 1927 di bawah naungan Organisasi Perburuhan Internasional dan kini telah memiliki lebih dari 320 lembaga anggota dari lebih dari 160 negara.
BPJS Kesehatan aktif dan ditunjuk sebagai salah satu Ketua Komisi Teknis (Technical Commission) ISSA dari 13 Komisi Teknis yang dibentuk.
Baca juga: BPJAMSOSTEK kembali serahkan Paritrana Awards tingkat Jakarta
Komisi Kesehatan ISSA (TC Health) terdiri dari negara Algeria, Argentina, Belgia, Perancis, Gabon, Georgia, Hungaria, Indonesia, Iran, Kazakhstan, Korea, Peru, Rusia, Rwanda, Turki, dan Uruguay.
Dalam ICT 2024 akan membahas terkait perkembangan teknologi informasi yang diimplementasikan pada program jaminan sosial di dunia.
Kegiatan ICT 2024 nantinya akan dihadiri lebih dari 300 partisipan dari 71 negara untuk saling berbagai pengalaman terkait pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan jaminan sosial di negara lain.
Mundiharno menuturkan melalui konferensi tersebut nantinya ekosistem digital Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan ditawarkan sebagai salah satu best practice kepada mitra di berbagai negara.
Pada 2021, BPJS Kesehatan memperoleh penghargaan tertinggi untuk kawasan Asia Pasifik.
BPJS Kesehatan juga memperoleh tiga penghargaan dalam kategori Certificates of Merit with Special Mention, 11 penghargaan untuk Certificates of Merit, dan tiga penghargaan kategori Attestations.
Inovasi berbasis teknologi yang dihadirkan BPJS Kesehatan turut mendapat dua penghargaan dalam acara Asian Technology Excellence Awards 2023.
Mundiharno mengatakan penghargaan itu tak lepas dari komitmen BPJS Kesehatan untuk terus berinovasi dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Ia menjelaskan BPJS Kesehatan menyadari dengan teknologi informasi dan pengembangan sistem informasi yang andal akan berdampak langsung terhadap kualitas berbagai aplikasi.
Selain itu, perkembangan sistem informasi juga akan berdampak terhadap pelayanan kepesertaan, pelayanan kesehatan oleh fasilitas kesehatan, sistem manajemen klaim, serta manajemen utilisasi pelayanan kesehatan.
“Ini pun memberi pengaruh pada mutu pelayanan sesuai kebutuhan peserta terkait akses yang cepat atas informasi,” ujarnya.
“Kami berharap kegiatan minggu depan berjalan lancar dan BPJS Kesehatan mendapat manfaat dari sharing ilmu, pengalaman yang mungkin dapat diterapkan sebagai bentuk optimalisasi layanan Program JKN,” kata Mundiharno.
Baca juga: BPJS: Kepesertaan JKN jadi syarat penerbitan SKCK masih uji coba
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024