Solo (ANTARA News)- Menteri Pertanian Sarwono mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tercatat sebagai konsumen beras tertinggi di dunia, yakni 30 kilogram per kapita per tahun.
"Masyarakat Indonesia mengkonsumsi sekitar 130 kilogram per kapita per tahun. Hal ini sangat tinggi dibandingkan dengan masyarakat di negera-negara lain," kata Sarwono yang didampingi Wakil Gubernur Jawa tengah Heru Sujatmiko, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, dalam kampanye gerakan deversifikasi pangan sehat dengan pangan lokal di Taman Balaikambang, Solo, Jumat.
Ia mengatakan bahwa pola makan masyarakat Indonesia perlu diubah dan harus terus-menrus diadakan kampanye keanekaragaman makanan agar tidak tergantung pada beras atau nasi saja.
"Saya minta kepada para gubernur, bupati/wali kota ikut serta mengkampanyekan masalah ini di daerahnya masing-masing dan sekali-kali para generasi muda/rakyat diajak makan singkong, sagu atau yang lainnya sebagai pengganti beras," pintanya.
Ia mengatakan organisasi pangan dunia juga telah mengingatkan agar di setiap negara memperkuat persedian pangan untuk rakyatnya masing-masing, karena kebutuhan ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali itu.
Menurutnya, berkurangnya persedian pangan juga akibat pengaruh alam, seperti kerusakan lingkungan, sehingga membuat banyak panen yang gagal. "Untuk itu mulai sekarang harus memperkuat persediaan pangan bagi warganya masing-masing," katanya.
Mentan mengatakan bahwa Indonesia sekarang ini surplus beras sembilan juta ton dan tahun ini diharapkan bisa naik menjadi 10 juta ton.
Sementara itu, kebutuhan beras mencapai tiga juta ton per bulan. Untuk menjaga ini maka perlu adanya gerakan keaneka ragaman pangan, seperti makan tiwul, nasi jagung, sagu dan lain-lain.
Ia mengatakan luas lahan pertanian di Indonesia sekarang ini ada delapan juta hektare dan luas panen setiap tahunnya mencapai 13,5 juta hektare. Penyusutan lahan mencapai 100 ribu hektare pertama.
"Sekarang ini ada 100 ribu hektare lahan pertanian yang setiap tahunnya beralih fungsi baik itu untuk perumahan atau yang lainnya. Pengalihan fungsi lahan pertanian itu juga harus dibentung jangan terus menerus dibiarkan," kata Mentan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sujatmiko mewakili Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan gerakan keanekaragaman pangan di provinsi ini juga telah dan terus digalakkan dan bahkan untuk daerah Kabupaten Wonogiri, Temanggung dan Wonosobo kini telah dijadikan percontohan.
"Di Wonogiri sekarang ini bahkan sudah ada gerakan sekali sehari makan nasi tiwul dan ini juga akan terus dikembangkan untuk daerah - daerah lainnya," Wakil Gubernur sambil menambahkan sekarang ini juga telah dibuat nasi tiwul instan.
Ia mengatakan produksi padi sekarang ini mencapai 5,7 juta ton, 2,7 juta ton jagung, 3,7 juta ton ubi kayu, 13,5 juta ton telur untuk tahun 2013.
Sekarang ini ada 34 kabuparten/kota di 16 provinsi di Indonesia dijadikan daerah percontohan untuk pengembangan aneka ragam pangan. bengembangan pangan itu diantaranya dengan mengganti beras dengan beras mutiara yang dibuat 50 persen dari jagung dan 50 persen dari singkong.
Pewarta: Joko Widodo
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013