Washington (ANTARA News) - Kurs dolar jatuh lagi pada Kamis (Jumat pagi WIB) terhadap euro dan yen, ketika penutupan sementara kegiatan (shutdown) pemerintah AS melalui hari ketiga dengan tanpa akhir yang terlihat.
Kekhawatiran memuncak bahwa kelumpuhan politik di Washington akan mengakibatkan pemerintah dipaksa untuk "default" atau gagal bayar pada kewajibannya, lapor AFP.
Karena itu tampaknya masalah menaikkan batas pinjaman negara akan meluncur ke "pertempuran" tentang anggaran, Departemen Keuangan AS memperingatkan bahwa jika tidak menaikkan batas utang pada 17 Oktober akan memaksa untuk gagal bayar pada kewajibannya.
Itu "bisa memiliki dampak bencana bukan hanya pada pasar keuangan, tetapi juga pada penciptaan lapangan kerja, pengeluaran konsumen dan pertumbuhan ekonomi," kata Departemen Keuangan.
Euro naik menjadi 1,3618 dolar pada 21.00 GMT (Jumat pukul 04.00 WIB), dibandingkan dengan 1,3580 dolar pada akhir Rabu.
Dolar jatuh menjadi 97,27 yen dari 97,34 yen, sementara euro naik menjadi 132,49 yen dari 132,21 yen.
Suasana suram di pasar dolar AS kontras dengan gambaran sedikit lebih cerah untuk euro, kata para analis.
"Euro sekarang menemukan dirinya dalam posisi yang patut ditiru memiliki sebuah bank sentral yang percaya secara hati-hati dalam pemulihan ekonomi wilayahnya -- sesuatu yang pound Inggris telah nikmati beberapa bulan terakhir," kata Christopher Vecchio, analis mata uang di DailyFX.
Itu adalah "sesuatu yang dolar AS belum menikmati, sebagaimana dibuktikan oleh Federal Reserve yang menolak untuk mengurangi QE3 (pelonggaran kuantitaif ketiga) pada September."
Pound Inggris merosot kembali menjadi 1,6155 dolar dari 1,6223 dolar, sementara dolar meluncur menjadi 0,8991 franc Swiss dari 0,9026 franc.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013