Beirut (ANTARA New) - Mereka yang melakukan joging sudah lama meninggalkan jalan-jalan kota Beirut dan stadion renang nasional begitu menarik dan mengundang, tapi tidak ada perenang di sana. Akibat serangan terus-menerus dari tentara Israel, ibukota Libanon itu lumpuh dan seluruh kegiatan olahraga di negeri itu menjadi korban perang yang sudah berlangsung satu bulan. Tim sepakbola terpaksa menarik diri dari kualifikasi Piala Asia lawan Bahrain di Manama pada 16 Agustus karena kekurangan pemain. "Suasana tragis di negeri kami menjadikan kami tidak mungkin melakukan pertandingan ini," kata sekretaris jenderal asosiasi sepakbola Lebanon Rahif Almeh kepada Reuters. Libanon bukan lagi tempat yang aman, bahkan bagi para atlet terkemuka negeri ini. Banyak pemain dalam tim nasional tidak bisa dihubungi, beberapa dari mereka sudah meninggalkan rumah mereka, lainnya menghilang entah kemana. Lalu-lintas dari bandara Beirut lumpuh sehingga mencegah atlet meninggalkan negeri. Tapi rakyat secara keseluruhan mencoba mengikuti tim bolabasket, yang sudah keluar negeri dan akan ambil bagian dalam kejuaraan dunia bulan ini di Jepang. "Segala sesuatu sudah membeku saat kami punya jadwal yang padat musim panas ini," kata Showeil Khoury, ketua komite Olimpiade Libanon kepada Reuters. "Seluruh musim merugi," tambah Walid Younes, ketua federasi bolavoli. Turnamen voli pantai di Beirut yang direncanakan 8 Agustus sudah dibatalkan, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006