Audiensi bersama Kemenkes dilaksanakan sebagai upaya awal untuk mendukung program fortifikasi beras

Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggandeng Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk bersinergi dalam upaya mengawal standar fortifikasi beras sebagai langkah perbaikan gizi masyarakat melalui pengayaan zat gizi pada beras.

“Audiensi bersama Kemenkes dilaksanakan sebagai upaya awal untuk mendukung program fortifikasi beras,” kata Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas Yusra Egayanti dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Yusra menerangkan fortifikasi beras merupakan salah satu upaya penting dalam perbaikan gizi masyarakat melalui pengayaan zat gizi pada beras.

Pada Desember 2023, lanjut Yusra, Bapanas telah mengadakan workshop beras fortifikasi bersama World Food Programme, dan kini melanjutkan upayanya dengan mengawal program beras fortifikasi melalui audiensi bersama Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes.

Dukungan ini akan terwujud dalam bentuk standar beras fortifikasi (beras yang diperkaya zat gizi tambahan) dan kernel beras fortifikan yang akan disusun oleh Bapanas bersama pemangku kepentingan lainnya.

Meski begitu, pengembangan standar beras fortifikasi menunggu rekomendasi jenis dan komposisi zat gizi yang akan ditetapkan terlebih dahulu oleh Kemenkes.

Yusra menyatakan bahwa setelah menerima rekomendasi komposisi zat gizi dari Kemenkes, Bapanas akan menyusun standar kernel dan beras fortifikasi dalam bentuk Standar Nasional Indonesia (SNI) melalui Komite Teknis 67-11 Pangan Segar Tertentu.

Lebih lanjut Yusra mengungkapkan bahwa Badan Pangan Nasional siap mendukung program beras fortifikasi sebagai langkah perbaikan gizi yang lebih baik, merata, dan menyeluruh.

Sementara itu, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Lovely Daisy mengatakan bahwa rekomendasi jenis dan komposisi zat gizi untuk kernel beras fortifikasi telah disusun dan akan dibahas dalam workshop yang akan diadakan dalam waktu dekat.

Lovely menegaskan bahwa workshop tersebut bertujuan untuk mengumpulkan masukan terkait rekomendasi tersebut, sebelum akhirnya ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan.

Menurutnya, dengan adanya standar yang jelas dan terukur, program fortifikasi beras dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Workshop untuk mengumpulkan masukan terkait rekomendasi tersebut, sebelum ditetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan,” kata Lovely.


Baca juga: Kepala Bapanas: Harga beras akan terkoreksi jelang panen raya
Baca juga: KPPU bentuk tim khusus usut penyebab mahalnya harga beras
Baca juga: Dirut Bulog: Pasokan beras di Pasar Johar Karawang mendekati normal

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024