Jadi di 2024 ini, kami berkomitmen untuk produksi minyak 12.603 BOPD dan juga gas sebesar 220,26 (MMSCFD).
Cirebon, Jawa Barat (ANTARA) - Pertamina EP Zona 7 menargetkan produksi minyak bumi pada 2024 di atas 12.000 barrel oil per day (BOPD), baik berdasarkan Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) maupun work program and budget (WP&B) bersama SKK Migas.
"Jadi di 2024 ini, kami berkomitmen untuk produksi minyak 12.603 BOPD dan juga gas sebesar 220,26 (MMSCFD)," ujar Senior Manager Production and Project PEP Zona 7 Sakti Parsaulian saat ditemui di Kantor PEP Zona 7, Cirebon, Jawa Barat, Rabu.
Sakti menjelaskan bahwa untuk komitmen produksi dengan SKK secara WP&B perseroan, terdapat komitmen produksi minyak sebesar 12.706 BOPD dan gas sebesar 232,59 MMSCFD.
Target tersebut, kata dia, nantinya akan dilakukan melalui beberapa kegiatan, salah satunya adalah dengan melakukan pengeboran 19 sumur.
"Hal itu dicapai dengan melakukan kegiatan pengeluaran. Pemboran kita ada 19 sumur dan juga targetnya sebesar 1.203 BOPD untuk minyak, dan gasnya sebesar 14,58 MMSCFD," ujarnya pula.
Lebih lanjut, Sakti mengatakan bahwa sesuai dengan WP&B, kegiatan pemboran akan dilakukan pentajakan sumur sebanyak 24. Adapun yang dimaksud dengan tajak adalah kegiatan awal membuat lubang sumur.
"Target produksi minyaknya 1.793 BOPD dan gasnya sebesar 13,37 MMSCFD. Jadi, cukup banyak juga target yang kami perlu kerjakan di tahun 2024 ini. Selain itu, kami juga ada target untuk work over," ujarnya lagi.
Sakti juga menjelaskan bahwa pada 2023 Pertamina EP Zona 7 berhasil memproduksi minyak 11.284 BOPD dan gas sebanyak 233,29 MMSCFD.
“Secara target, untuk produksi kami pada tahun 2023 ini tercapai. Untuk gasnya itu mencapai 100 persen dari target, dan minyaknya tercapai 99 persen,” kata Sakti.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan terdapat penurunan lifting minyak sebesar 1 persen pada 2023 apabila dibandingkan dengan 2022. Pada 2023, realisasi lifting minyak sebesar 605.500 barel minyak per hari, sedangkan pada 2022 realisasi lifting minyak sebesar 612.300.
Penurunan tersebut, kata Dwi, lebih kecil dibandingkan tahun 2022. Pada 2022, lifting minyak mengalami penurunan sebesar 7 persen.
Ia menyampaikan bahwa investasi yang masif khususnya di pemboran sumur pengembangan telah mampu mengurangi laju penurunan produksi pada mayoritas lapangan produksi yang sudah ageing, sehingga lifting minyak di tahun 2023 hanya turun 1 persen.
"Mudah-mudahan ini terus kami bisa kurangi,” kata Dwi pula.
Baca juga: Pertamina EP catat kinerja positif produksi migas
Baca juga: KESDM: WK Rokan jadi salah satu tumpuan kejar target produksi minyak
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024