Jakarta (ANTARA News) - Asia Pulp & Paper melalui anak usahanya, PT OKI Pulp & Paper Mills, mendapatkan pinjaman investasi dari China Development Bank (CDB) sebesar 1,8 miliar dolar AS untuk pembangunan pabrik pulp terbesar di Indonesia.

Fasilitas kredit investasi untuk membangun pabrik pulp di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan itu telah ditandangani di depan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China Xi Jin Ping dalam acara Bisnis Luncheon Indonesia – China di Jakarta, Kamis (3/10/13).

Nilai investasi untuk membangun pabrik pulp baru tersebut 2,6 miliar dolar AS, dengan 70 persennya atau sekitar 1,8 miliar dolar AS didanai pinjaman CDB dan 30 persennya atau sekitar 800 juta dolar AS berasal dari modal pemegang saham, kata APP dalam siaran persnya, Kamis.

Di samping itu, juga akan dikembangkan industri kertas tisu dengan investasi senilai 500 juta dolar AS sehingga total investasinya akan mencapai tiga miliar dolar AS. Hal ini tentunya mencerminkan kepercayaan dari pemerintah dan perbankan China terhadap industri di Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah menargetkan industri pulp dan kertas sebagai salah satu industri prioritas di dalam kebijakan industri nasional dan mengharapkan Indonesia menjadi produsen lima besar dunia pada tahun 2025.

Hal itu sejalan dengan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pulp dan kertas adalah bagian dari fondasi ekonomi Indonesia.

"Kami yakin bahwa sektor ini dapat berkembang dengan baik untuk kemudian memberikan banyak keuntungan kepada masyarakat Indonesia sembari melindungi hutan kita. Kami menyambut baik kerjasama yang dilakukan dengan China Development Bank, pembiayaan yang diberikan tersebut akan dapat mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi Indonesia," katanya.

PT. OKI Pulp & Paper Mills direncanakan memiliki kapasitas produksi sebesar dua juta ton pulp dan 500 ribu ton tisu per tahun.

Seperti halnya dengan semua pabrik di bawah naungan APP, PT. OKI Pulp & Paper Mills menerapkan kebijakan tanpa deforestasi dengan standar kelestarian lingkungan yang tinggi, dimana produksinya hanya menggunakan bahan baku dari Hutan Tanaman Industri.

“Kami berkomitmen menerapkan zero deforestation dalam rantai pasokan, atau 100 persen bahan baku berasal dari HTI,” ujar Suhendra Wiriadinata, Direktur APP.

Komitmen ini sebelumnya diluncurkan pada Februari 2013 lalu sebagai bagian dari Kebijakan Konservasi Hutan APP.

"Pembangunan pabrik PT. OKI Pulp & Paper Mills merupakan bagian dari upaya kami untuk mendukung tujuan Pemerintah Indonesia menjadikan industri pulp dan kertas menjadi pemain global, sekaligus mendorong pengembangan industri yang ramah lingkungan. Untuk itu, kami berinvestasi melalui teknologi terkini dan mengadopsi praktik terbaik untuk memastikan standar keberlanjutan tertinggi, " ujar Chairman APP, Teguh Ganda Wijaya.

Pabrik baru ini diperkirakan akan membuka lapangan pekerjaan untuk 10 ribu tenaga kerja baru. PT OKI Pulp & Paper Mills diproyeksikan dapat meningkatkan ekspor Sumatera Selatan cukup signifikan.

Investasi ini juga dinilai strategis karena dua alasan utama, pertama, pembangunan pabrik termasuk infrastruktur pendukung akan meningkatkan akses ke kawasan ini yang sebelumnya relatif terpencil.

Kedua, masyarakat lokal bukan hanya memiliki kesempatan untuk bekerja disana tetapi juga memiliki kesempatan untuk bermitra dengan PT. OKI dalam upaya mengembangkan kegiatan usaha. Artinya, potensi multiplier effect dari keberadaan PT. OKI sangat besar.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013