bulan April merupakan awal panen raya ada sekitar 1.500 hektare yang akan panen. Insyaallah, menjelang Lebaran, harga beras tidak akan naik lagi
Cilacap (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyebutkan harga beras di wilayah itu diperkirakan mengalami penurunan menjelang momentum Lebaran 2024 seiring dengan datangnya panen raya pada bulan April.
"Bulan ini sebenarnya sudah ada yang panen, sekitar 150 hektare. Kemudian bulan Maret ada sekitar 600 hektare, dan bulan April yang merupakan awal panen raya ada sekitar 1.500 hektare yang akan panen. Insyaallah, menjelang Lebaran, harga beras tidak akan naik lagi," kata Kepala Dinpertan Kabupaten Cilacap Susilan di Cilacap, Rabu.
Kendati demikian, dia mengakui harga beras kualitas medium seperti Ciherang di Cilacap saat sekarang berada pada kisaran Rp15.500 per kilogram.
Menurut dia, kondisi tersebut menunjukkan harga beras kualitas medium di Cilacap masih di bawah daerah lain yang sudah mencapai kisaran Rp18.000 per kilogram.
Dengan demikian, kata dia, kenaikan harga beras itu tidak terlalu mengkhawatirkan karena sudah ada yang mulai panen padi.
"Kondisi sekarang memang petani diuntungkan (karena harga beras tinggi), tetapi kita juga harus memikirkan masyarakat lain, jangan sampai kesulitan membeli beras," katanya.
Baca juga: Kendalikan harga beras, Pemkab Cilacap optimalkan gerakan pangan murah
Baca juga: Pemkab Cilacap lakukan sejumlah upaya atasi kenaikan harga beras
Akan tetapi saat ini, kata dia, telah ada penyaluran bantuan pangan berupa beras cadangan beras pemerintah bagi keluarga penerima manfaat bantuan tersebut.
"Insyaallah tidak akan ada masyarakat yang 'menjerit'," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, dia mengakui kekeringan dan fenomena El Nino yang terjadi pada tahun 2023 berdampak pada mundurnya musim tanam pertama periode 2023-2024 di berbagai daerah termasuk sebagian besar wilayah Cilacap.
Dalam hal ini, kata dia, sebagian petani di Cilacap baru memasuki musim tanam pertama pada bulan Februari dengan realisasi luas tanam sekitar 12.000 hektare.
Menurut dia, produksi padi di Cilacap pada tahun 2023 sebenarnya surplus hampir 300.000 ton gabah.
"Akan tetapi perdagangan beras 'kan tidak dibatasi oleh daerah, sehingga mau tidak mau ada dampak terhadap ketersediaan beras di Cilacap dan memicu terjadinya lonjakan harga," katanya.
Terkait dengan hal itu, Susilan mengatakan Pemerintah Kabupaten Cilacap telah bekerja sama dengan Perum Bulog Cabang Banyumas dalam upaya penyerapan gabah hasil panen petani.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan mengomunikasikan kerja sama tersebut kepada gabungan kelompok tani (gapoktan) bahwa sudah ada rancangan penyerapan dan Bulog yang bertanggung jawab.
"Harapannya tidak hanya itu, juga sebagai invetasi bagi gapoktan-gapoktan, sehingga perjanjiannya benar-benar ditepati oleh kedua belah pihak," katanya.
Menurut dia, kerja sama tersebut juga sebagai upaya mengurangi dampak masuknya pedagang beras dari luar daerah yang membeli gabah hasil panen petani di Cilacap.
Dengan demikian, kata dia, ketersediaan gabah dan beras di Cilacap diharapkan tetap terjaga.
Baca juga: Perpadi Cilacap dukung sistem penyerapan gabah inisiasi Bulog Banyumas
Baca juga: Menteri PUPR targetkan penetapan pemenang lelang Tol Getaci tahun ini
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024