London (ANTARA News) - Pasar-pasar saham utama Eropa dibuka relatif stabil pada perdagangan Kamis, ketika penghentian kegiatan (shutdown) pemerintah Amerika Serikat memasuki hari ketiga.

Indeks acuan FTSE 100 di London naik 0,11 persen menjadi 6.444,87 poin dan indeks DAX 30 di Frankfurt naik 0,21 persen menjadi 8.647,86 poin, sementara indeks CAC 40 di Paris tidak berubah pada 4.158,53 poin.

Saham Asia sebagian besar menguat pada Kamis, namun investor tetap gelisah atas kemacetan anggaran yang sedang berlangsung di Washington, karena Presiden Barack Obama memperingatkan pasar bahwa krisis dapat memicu bencana "default" (gagal bayar) utang AS.

"Ketika kami memasuki hari ketiga penutupan kegiatan pemerintah AS, berbagai posisi tampak seolah tak dapat dihindarkan berkubu seperti biasa," ujar analis CMC Markets Michael Hewson.

Obama bertemu dengan para pemimpin Republik selama satu jam pada Rabu, tetapi perundingan gagal untuk mengakhiri krisis yang telah mengirimkan ratusan ribu pegawai pemerintah dirumahkan dan menutup seluruh musium serta taman nasional di negara itu.

Konservatif Republik ingin mengamandemen atau mengubah undang-undang perawatan kesehatan Obama (Obamacare) sebagai syarat untuk menyetujui anggaran untuk tahun fiskal baru, yang dimulai pada Selasa (1/10).

Presiden menolak untuk bermain-main dengan undang-undang, tanda tangannya pada RUU reformasi perawatan kesehatan secara luas dikenal sebagai "Obamacare".

Tidak ada penyelesaian yang terlihat pada krisis terbaru perpecahan di Washington, karena kedua belah pihak menuduh yang lain menolak untuk bernegosiasi.

Pedagang gelisah karena Partai Republik dan Demokrat -- sudah macet atas RUU anggaran -- memiliki waktu lebih dari dua minggu untuk mencari kesepakatan terpisah pada peningkatan plafon utang negara dan menghindari "default" menyakitkan yang akan mengirim gelombang kejutan di seluruh pasar.

"Presiden Obama bertemu kongres untuk pertama kalinya sejak shutdown malam lalu dalam upaya mengakhiri shutdown pemerintah AS," tambah pedagang Spreadex, Alex Conroy.

Dia menambahkan: "Jika kedua belah pihak terus `memainkan ayam` dengan satu sama lainnya dan gagal untuk setuju sebelum batas waktu plafon utang 17 Oktober, pemerintah hanya akan memiliki uang tunai tersisa untuk membayar tagihan dan peluang `default` semakin dekat."

Ekuitas Eropa telah jatuh pada Rabu, namun euro melonjak terhadap dolar karena Italia mencegah krisis politik dan Bank Sentral Eropa (ECB) mengisyaratkan lebih banyak upaya untuk mendorong pemulihan di zona euro.

Sementara Kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi memperingatkan bahwa kebuntuan politik AS bisa menimbulkan bahaya bagi ekonomi dunia, demikian AFP.
(A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013