Guangzhou (ANTARA) - Mayoritas dari 183 perusahaan yang diteliti optimistis tentang pertumbuhan pasar China, menurut laporan yang dirilis oleh Kamar Dagang Amerika di China Selatan (AmCham South China) pada Selasa (27/2).
Dari perusahaan-perusahaan yang diteliti ini, 76 persen berencana untuk berinvestasi kembali di China pada 2024. Bagi perusahaan yang memiliki rencana untuk reinvestasi di China pada 2024, 45 persen menyatakan bahwa area investasi utama mereka berfokus pada penjualan, pemasaran, dan pengembangan bisnis.
Area-area utama lainnya meliputi penelitian dan pengembangan (R&D), otomatisasi, dan pengembangan produktivitas, menurut laporan tersebut.
Laporan khusus tahunan terkait kondisi bisnis di China selatan dianggap sebagai jendela penting untuk menilik lingkungan bisnis China. Tahun ini menandai penerbitan laporan yang ke-20 oleh AmCham South China.
Perusahaan-perusahaan yang diteliti dalam laporan tersebut berasal dari Amerika Serikat (AS), China, Uni Eropa, serta sejumlah negara dan kawasan lainnya, dengan lebih dari separuh perusahaan yang diteliti sepenuhnya dimiliki pihak asing. Perusahaan-perusahaan Amerika mewakili hampir separuh dari semua bisnis yang diteliti.
Sebanyak 86 persen dari perusahaan yang diteliti menyatakan tidak akan memisahkan diri dari pasar China karena ketegangan perdagangan antara China dan AS.
Pada 2023, 62 persen perusahaan yang diteliti memilih untuk tidak mengalihkan investasi mereka ke luar China. Sementara itu, 66 persen perusahaan Amerika menyatakan akan tetap berkomitmen pada pasar China, mewakili proporsi tertinggi dari semua bisnis yang diteliti.
Potensi pertumbuhan pasar China merupakan pendorong utama untuk meningkatkan investasi di China atau mengalihkan investasi dari pasar lain ke China, disusul oleh efek klaster industri dan berbagai kebijakan preferensial, kata Presiden AmCham South China Harley Seyedin.
Lebih dari separuh perusahaan yang diteliti meyakini bahwa pengembalian investasi (return on investment/ROI) mereka secara keseluruhan di China lebih baik dibandingkan dengan ROI global mereka.
Sebanyak 88 persen perusahaan yang diteliti telah menghasilkan keuntungan di China, dengan 46 persen di antaranya dilaporkan telah memenuhi ekspektasi anggaran mereka. Lebih lanjut, 90 persen perusahaan Amerika telah mencapai profitabilitas di China, menurut laporan tersebut.
Sebanyak 57 persen perusahaan asing yang diteliti menganggap China sebagai satu dari tiga lokasi investasi teratas mereka, meningkat 5 persen dibandingkan pada 2022.
Guangzhou yang dikenal sebagai pusat manufaktur di China selatan, telah mempertahankan statusnya sebagai tujuan investasi teratas di China selama tujuh tahun berturut-turut, diikuti oleh Shenzhen, Shanghai, dan Beijing.
Proporsi perusahaan-perusahaan yang menganggap lingkungan bisnis di China selatan secara keseluruhan "sangat baik" atau "baik" naik 1 persen menjadi 75 persen.
Lebih dari separuh perusahaan yang diteliti melihat adanya peningkatan dalam lingkungan bisnis di China selatan, meningkat 5 persen dibanding tahun 2022, menurut laporan itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024