Madinah (ANTARA News) - Mina Jadid atau lokasi pengembangan Mina, tetap dipakai untuk lokasi Maktab bagi jamaah haji Indonesia walaupun sudah diusulkan tidak digunakan karena sudah ada pengurangan kuota haji sebesar 20 persen.
"Kita sudah mengusulkan agar Mina Jadid tidak digunakan, karena hitungan kami pengurangan 20 persen kuota itu berarti 37.000 jamaah berkurang sementara Mina Jadid hanya menampung 25.000," kata Kepala Daerah Kerja atau Daker Madinah Akhmad Jauhari, di Madinah, Rabu malam, saat Rapat Persiapan Mina.
Namun, menurut Jauhari, usul ke Kementerian Haji Arab Saudi itu ditolak sehingga ada sekitar sembilan maktab Indonesia yang ada di Mina Jadid.
"Mulai 10 dan seterusnya di luar Mina Jadid," katanya.
Mina digunakan yang digunakan sebagai tempat mabit pada hari tasyrik (tanggal 11, 12, 13 Dzulhuijjah) mempunyai batas-batas tertentu, sehingga kawasan di luar batas Mina tidak dipandang sebagai Mina.
Namun kesepakatan ulama di Arab Saudi menganggap Mina Jadid sebagai bagian dari Mina sehingga Pemerintah Arab Saudi menempatkan maktab haji di Mina Jadid.
Pada bagian lain, Jauhari mengungkapkan perluasan kapasitas Mina juga membuat apa yang sudah dipersiapkan untuk penomoran maktab harus dirombak ulang.
"Undian maktab kita menggunakan asumsi 3.250 jamaah per maktab, yang semua kita protes karena sebelumnya hanya 2.900 jamaah, namun tiga hari sebelum pemberangkatan, Pemerintah Arab Saudi mengubah lagi menjadi berbasis 2.900 per maktab," katanya.
Pada bagian lain, Jauhari mengucapkan terima kasih karena selama pelayanan jemaah haji gelombang pertama di Madinah telah berjalan dengan baik dan lancar.
"Mudah-mudahan, setelah wukuf di Arafah dan kembali bertugas, tetap semangat," katanya.
(b013/a011)
Pewarta: Budi Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013