Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyampaikan komitmen Bali Compact dan peta jalan transisi energi hasil kesepakatan KTT G20, menjadi panduan mencapai pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) 2030.
"Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 telah menghasilkan apa yang kita sebut dengan Bali Compact atau komitmen yang terdiri dari sembilan prinsip percepatan transisi energi, dengan beberapa fokus pada keterjangkauan akses energi," katanya dalam International Conference on Sustainable Energy Engineering and Application (ICSEEA) 2024 diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia menegaskan panduan penting menuju SDGs 2030 yang kedua terkait dengan ketahanan dan keadilan proses transisi energi, yakni peta jalan transisi energi, yang merupakan peta jalan untuk mengupayakan keadilan dalam pelaksanaan transisi energi.
"Kedua dokumen ini menjadi panduan kita untuk mencapai agenda SDGs 2030 serta menetapkan peta jalan menuju nol emisi atau net zero emission sesuai dengan kondisi nasional. Indonesia menyadari pentingnya percepatan, pengembangan, dan penerapan kebijakan transisi ini untuk mencapai sistem energi yang berkelanjutan dan murah, serta komitmen mencapai emisi rendah karbon," ujar dia.
Baca juga: Anggota DPR: RUU EBET bisa percepat transisi energi di Indonesia
Dalam kedua kebijakan tersebut, katanya, pemerintah Indonesia berupaya mempercepat pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan, pemanfaatan sumber energi terbarukan, penerapan konservasi energi, serta upaya mengeliminasi pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, dan menggantikan dengan pembangkit berbahan bakar energi baru dan terbarukan.
"Kebijakan-kebijakan tersebut harus sejalan dengan kondisi energi nasional yang ada dan perlu mendukung transisi energi. Indonesia menegaskan kembali komitmen pencapaian target SDGs tujuh yang berupaya untuk mengatasi kesenjangan aset energi serta mengentaskan kemiskinan energi," ucap dia.
Untuk mewujudkan peran Indonesia sesuai dengan Bali compact dan peta jalan transisi energi, kata dia, Indonesia terus berkomitmen menemukan solusi dalam mencapai stabilitas pasar energi, transparansi, dan keterjangkauan energi.
Ia menekankan Indonesia, khususnya melalui BRIN, akan mempercepat transisi energi untuk mencapai tujuan kebijakan iklim melalui penguatan rantai pasokan energi dan keamanan serta diversifikasi sumber energi.
"Di BRIN kami sangat berkomitmen untuk memajukan penelitian ilmiah dan inovasi yang menjawab tantangan kompleks yang dihadapi. Konferensi yang kita lakukan selama dua hari ke depan ini, menjadi momen yang tepat bagi para ahli, peneliti, dan pemimpin industri dari seluruh dunia untuk saling berdiskusi di Bali, untuk mewujudkan partisipasi dan menyatukan para pemikir terbaik dari berbagai disiplin ilmu," katanya.
Ia berharap, diskusi yang melibatkan para pakar tersebut dapat memperkuat komitmen Indonesia dan dunia untuk mempercepat kebijakan transisi energi dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan komitmen Bali Compact dan peta jalan transisi energi yang telah disepakati pada KTT G20.
Baca juga: BRIN lirik teknologi perangkat lunak simulasi PLTN dari Jepang
Baca juga: KESDM harapkan temuan cadangan gas baru topang transisi energi
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024