“Kebiasaan tenaga kesehatan yang jelek di masyarakat harus mulai pendekatan yang lebih baik, memberikan pujian, tidak judgment, pelatihan materi bagaimana kader berkomunikasi dengan masyarakat,” ucap Fauzi dalam diskusi terkait kesehatan ibu dan anak di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Dinkes Sleman luncurkan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Fenomena ini bisa berdampak pada kejadian stunting yang tidak teridentifikasi dan menjadikannya fenomena gunung es, karena yang tercatat di lapangan bisa jauh berbeda dengan fakta yang sebenarnya.
“Justru masyarakat yang punya masalah kesehatan jarang datang (ke Posyandu). Ini yang jadi persoalan dan jadi fenomena gunung es, kadang-kadang kalau lihat catatan laporan kita stuntingnya rendah tapi begitu survei di tempat angkanya tinggi berkali-kali lipat,” katanya.
Baca juga: Pemprov Kalteng gerakkan pokjanal sukseskan revitalisasi posyandu
Program seperti imunisasi tepat waktu dan lengkap, perilaku cuci tangan dengan sabun, dan nutrisi atau gizi yang baik diharapkan dapat meningkatkan perilaku positif yang bisa bersinergi dengan program pemerintah.
Monitoring setelah adanya program di lapangan juga dibutuhkan agar selalu berjalan dan terpantau.
Ia mengapresiasi pihak Unilever, aliansi vaksin Gavi dan The Power of Nutrition yang membuat pilot project pemenuhan cakupan imunisasi dan pemenuhan nutrisi serta cuci tangan pakai sabun sebagai tiga fokus yang dapat membantu mengurangi stunting di Indonesia.
Baca juga: Sembilan posyandu jangkau warga Suku Badui di Kanekes
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024