Berlin (ANTARA) - Pelabuhan terbesar di Jerman, Pelabuhan Hamburg, pada 2023 menangani 114,3 juta ton barang, atau menurun 4,7 persen dibanding 2022, menurut Port of Hamburg Marketing (HHM) pada Selasa (27/2).

Volume peti kemas di pelabuhan itu turun 6,9 persen menjadi 7,7 juta TEUs (twenty-foot equivalent unit), menurut HHM. Pada semester pertama 2023, penurunannya bahkan lebih besar, yaitu 11,7 persen.

"Tantangan geopolitik dan ekonomi membebani volume di semua pelabuhan North Range," kata perusahaan itu dalam pernyataannya.

HMM juga menyebutkan bahwa penurunan ekonomi Jerman dan sentimen konsumen yang melemah juga berdampak negatif terhadap bisnis pelabuhan itu.

Sementara itu, volume kapal kargo curah (bulk cargo) tetap "secara umum stabil sehingga menjamin pasokan yang konsisten bagi ekonomi Jerman," kata perusahaan itu.

Seperti tahun sebelumnya, pelabuhan itu mencatatkan lebih banyak kunjungan oleh kapal-kapal sekelas "ultralarge" dan "megamax" yang memiliki kapasitas 10.000 TEUs atau lebih.

Sebuah kapal kontainer milik COSCO Shipping Tiongkok singgah di Pelabuhan Hamburg di Jerman, 12 Agustus 2023. (Xinhua/Ren Pengfei)

"Ketika kami melihat perkembangan volume kami, kami berada di level yang sama dengan kompetitor kami di Eropa Utara dan memiliki kinerja yang baik dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan lain," ujar CEO HHM Axel Mattern.

Dengan 2,2 juta TEUs yang ditangani, China masih menjadi mitra dagang terbesar pelabuhan itu pada 2023, diikuti oleh Amerika Serikat dengan 653.000 TEUs.

China menjadi mitra dagang terpenting Jerman selama delapan tahun berturut-turut pada 2023 dengan volume perdagangan luar negeri sebesar 253,1 miliar euro (1 euro = Rp16.992) atau sekitar 274,7 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.655), menurut Kantor Statistik Federal Jerman.

Setelah ekonomi Jerman menyusut 0,3 persen pada 2023, banyak pakar memprediksi bahwa ekonomi terbesar di Eropa itu akan semakin terpuruk dalam resesi tahun ini, meskipun pemerintah Jerman masih memperkirakan pertumbuhan tipis Produk Domestik Bruto sebesar 0,2 persen pada 2024.


Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024