Sementara Lee Suk Tae ditantang merancang koleksi dengan tenun dan ikat.
Menurut Diaz Parzada, Creative Director Jakarta Fashion Week 2014, tenun Indonesia yang diberikan pada mereka disesuaikan dengan karakter masing-masing perancang.
Jika tenun biasanya berwarna mencolok, untuk mereka diberikan warna yang cocok untuk karya mereka yang minimalis. Dia menjanjikan tampilan-tampilan tenun yang modern lewat rancangan Hans Ubbink dan Lee Suk Tae.
"Agar kita bisa melihat kalau tenun Indonesia bisa dibuat dengan tampilan internasional," ujar Diaz di Jakarta, Kamis.
Dia juga berharap karya dua perancang ini dapat mendorong perancang lokal untuk lebih berinovasi dalam mengolah tenun Indonesia.
"Di Indonesia sepertinya ada rasa hormat banget sama kain tenun jadi seperti takut mendesain dan memotong selain model-model etnik," selorohnya.
Dia menambahkan, tenun Indonesia yang dibuat dengan tangan dianggap sangat berharga oleh para perancang internasional. Pasalnya, sebagian besar material yang dipakai perancang merupakan pabrikan. Oleh karena itu, memakai tenun buatan tangan adalah kemewahan tersendiri. Apalagi kisaran harga tenun yang disebutnya terjangkau bagi para perancang internasional meski harganya jutaan rupiah.
"Mereka kaget karena karya buatan tangan di Indonesia bisa didapatkan dengan harga terjangkau. Satu kain tenun yang mereka pakai kisarannya Rp1 juta sampai Rp5 juta, untuk mereka buatan tangan dihargai segitu termasuk murah karena buatan tangan itu tidak ternilai," tutupnya.
Jakarta Fashion Week 2014 akan berlangsung pada 19-25 Oktober mendatang di Senayan City.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013