Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, menegaskan bahwa pengiriman satu batalyon TNI ke Lebanon yang tengah bergejolak bukan bertujuan hura-hura, tetapi mengemban misi damai, serta guna meningkatkan kesiapan alat utama sistem senjata (alutsita) dan kemampuan tempur personel.
Peralatan tempur, taktis, dan personel yang dimiliki TNI terbatas, sehingga perlu dukungan alustsista yang cukup memadai, katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis, menanggapi besarnya anggaran (sekira Rp300 miliar) yang diperlukan untuk mendanai pengiriman pasukan ke Libanon.
"Misalnya, pada 2007 TNI telah mengalokasikan pengadaan 32 panser untuk memperkuat batalyon infanteri, karena panser kita terbatas dan diperlukan juga untuk mendukung pasukan ke Libanon, maka pengadaannya diajukan tahun ini," tuturnya.
Selain mewujudkan misi damai, katanya, pengiriman pasukan ke Libanon juga bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan tempur personel TNI, yang selama ini telah dimiliki dan diasah melalui berbagai bentuk latihan, baik latihan gabungan antar-satuan TNI maupun latihan bersama dengan negara sahabat.
"Jadi, pengiriman pasukan TNI ke Lebanon bukan sekadar ikut-ikutan, tetapi selain misi damai, juga dalam rangka peningkatan kesiapan alutsista, serta kemampuan tempur personel," demikian Djoko Suyanto. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006