Palu (ANTARA News) - Lebih 1.000 massa berasal dari beberapa desa dan kelurahan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis siang, berkumpul di Lapangan Pusolemba, Tentena--kota kecil di tepian Danau Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), guna melakukan doa bersama untuk keselamatan tiga terpidana mati kasus kerusuhan Poso yaitu Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu. Informasi diperoleh ANTARA News dari Tentena, Kamis, menyebutkan aksi doa bersama yang diikuti massa dari berbagai desa di Kecamatan Lage, Pamona Utara, Pamona Timur, dan Pamona Selatan, itu dimulai pukul 14:00 Wita. Ketua Umum Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Pendeta Rinaldy Damanik MSi, langsung memimpin acara ini. Dalam doa bersama itu, Pendeta Damanik meminta para jemaat yang umumnya memeluk agama Kristen Protestan tersebut untuk mendoakan Tibo dkk agar tetap tabah dan diberikan kekuatan iman oleh Tuhan, selain memanjatkan doa untuk keselamatan mereka di dunia dan akhirat. Namun tidak kalah sengitnya, dalam doa bersama ini, para pemuka agama kristen yang hadir beserta massa peserta bersepakat menolak pelaksanaan eksekusi mati terhadap Tibo, Dominggus, dan Marinus. "Kami tidak setuju dengan pelaksanaan hukuman mati, terlebih Tibo dkk hanya merupakan korban dari ketidakdilan negara selama ini," kata seorang peserta aksi. Untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan dalam aksi massa itu, Polres Poso menerjunkan tiga peleton pasukannya ke Tentena (berjarak sekitar 54km selatan kota Poso). Pasukan polisi dari berbagai kesatuan ini melakukan pengamanan di sekitar tempat berkumpulnya massa dan obyek-obyek vital milik pemerintah. Sementara itu, Mapolres Poso melaporkan situasi keamanan di seluruh wilayah Kabupaten Poso menjelang 33 jam pelaksanaan eksekusi mati terhadap Tibo, Dominggus, dan Marinus, masih aman dan kondusif. "Bahkan aktivitas masyarakat di kota Poso sendiri yang merupakan ibukota kabupaten hingga sore ini masih berjalan seperti biasa," kata seorang bintara polisi saat dihubungi per telepon dari Palu.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006