Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun sumur bor dan jalan usaha tani di Kapanewon Karangmojo untuk kemajuan dan peningkatan kesejahteraan petani di wilayah itu.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Selasa, mengatakan penopang utama perekonomian di Gunungkidul adalah pertanian karena warganya 70 persen bekerja di sektor pertanian, maka pemerintah berupaya membantu kebutuhan para petani agar pertaniannnya berhasil.
"Bantuan berupa sumur bor pertanian maupun jalan usaha tani hendaknya dapat dipergunakan sebaik baiknya untuk kemajuan pertanian jangan sampai mangkrak," kata Sunaryanta.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta meresmikan dua unit sarana dan prasarana pertanian berupa satu unit pembangunan sumur irigasi pertanian di Kelompok Tani Ngudi Rejeki, Jetis Karangmojo dan satu unit jalan usaha tani (JUT) di Kelompok Tani Luhur Gandu Bendungan.
"Kami berharap sektor pertanian di Karangmojo berkembang pesat dan hasil produksinya mampu menjaga ketahanan pangan di Gunungkidul," katanya
Ia juga berpesan generasi muda Gunungkidul melanjutkan pendidikan setinggi mungkin jangan berhenti di tengah jalan dan harus punya cita-cita.
"Petani milenial juga harus memiliki pendidikan tinggi. Supaya ilmunya bermanfaat bagi perkembangan pertanian," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Ngudi Rejeki Jon Kelvin mengatakan bahwa sumur bor yang diterima berupa pembangunan irigasi air tanah dalam sebanyak satu unit dengan nilai Rp288,72 juta yang bersumber dari anggaran dana alokasi khusus (DAK) 2023.
Pembangunan irigasi air tanah dalam DAK fisik ini meliputi sumur, pompa air submesible, bak penampung dan jaringan distribusi air.
Pembangunan irigasi air tanah dalam DAK fisik kelompok tani ini ditempatkan pada tiga titik lahan yang berbeda.
Diharapkan masing-masing titik mampu memberikan suplesi air irigasi paling tidak lima hektare luasan lahan.
"Kami sangat berterima kasih Pemkab Gunungkidul beserta dinas pertanian yang telah memperhatikan kebutuhan para petani," katanya.
Lebih lanjut, Jon berharap lahan pertanian di Karangmojo sudah tidak ada kendala lagi ketersediaan air, jaringan irigasi tidak menjadi masalah meski hujan tersendat, sehingga petani tetap panen nantinya.
"Ke depan kelompok tani masih membutuhkan traktor roda dua untuk pengolahan lahan," katanya.
Baca juga: Kementan percepat pembangunan infrastruktur jalan usaha tani
Baca juga: Mentan: Jalan usaha tani mudahkan jalur distribusi hasil pertanian
Pewarta: Sutarmi
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024