Jakarta (ANTARA) - Perusahaan layanan manajemen investasi, Colliers Indonesia mengungkapkan kawasan industri di Jakarta Raya masih diminati para investor seiring munculnya industri inovatif seperti pusat data dan ekosistem kendaraan listrik.
Selain itu adanya penerapan sistem cerdas, juga integrasi konsep ramah lingkungan yang melibatkan penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) dalam aktivitas logistik dengan tujuan meningkatkan efisiensi.
Perkembangan dalam teknologi informasi, transformasi digital, penetrasi internet dengan pertumbuhan perangkat pintar serta minat yang meningkat," katanya.
Selain itu antusiasme terhadap penggunaan "big data" dan "artificial intelligence" menjadi faktor yang mendorong permintaan tinggi dari sektor ini.
Baca juga: DKI akan tingkatkan industri lokal dalam pengadaan barang dan jasa
Ferry menyebutkan permintaan juga diperkirakan akan muncul dari segmen industri lain seperti otomotif, FMCG, kimia, logistik, kendaraan listrik dan industri lain selain pusat data.
Ferry menilai kesuksesan bisnis di kawasan industri memerlukan kepastian hukum dan peraturan yang transparan.
Hal itu karena masih terdapat potensi pertumbuhan di kawasan industri serta untuk penjualan lahan di zona industri Indonesia.
"Kami berharap pertumbuhan ini akan berlangsung dengan laju yang hampir sama seperti pada tahun 2023," katanya.
Baca juga: DKI perlu dipersiapkan jadi Kota Global via pengembangan industri
Pada tahun 2023, Bekasi dan Karawang memberikan kontribusi yang cukup seimbang, masing-masing mencatat penjualan sebesar 92,54 hektare dan 88,71 hektare.
Secara umum, kawasan industri hanya melihat jumlah penjualan rata-rata karena daerah seperti Serang, Banten, mengalami penurunan penjualan selama beberapa tahun terakhir.
Namun, masih ada daerah yang secara konsisten melaporkan peningkatan, terutama mereka yang menawarkan area yang memprioritaskan aspek Environmental, Social and Governance (ESG).
Untuk merangkum penjualan di tahun 2023, sektor pusat data mendominasi dengan sekitar 31 persen (67,4 hektare) dari total luas lahan yang diperjualbelikan. Sektor tersebut juga memberikan kontribusi sebesar 30 persen (63,17 hektare) dari total penjualan lahan selama tahun 2022.
Sejak tahun 2019, ketika sektor pusat data mulai masuk ke kawasan industri, laju pertumbuhan serapan lahan tahunan telah mencapai CAGR (tingkat pertumbuhan tahunan majemuk) 59,3 persen.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024