Batik merupakan karya asli anak bangsa. Jadi, sudah sepantasnya jika seluruh masyarakat Indonesia ikut merayakan Hari Batik Nasional dengan memakai batik,"Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengenakan pakaian batik dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional pada Rabu (2/10).
Secara khusus, pakaian batik yang sama-sama dikenakan oleh Jokowi dan Ahok dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional adalah batik khas Surakarta (Solo).
"Batik merupakan karya asli anak bangsa. Jadi, sudah sepantasnya jika seluruh masyarakat Indonesia ikut merayakan Hari Batik Nasional dengan memakai batik," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Batik yang dikenakan oleh Gubernur DKI itu berwarna cokelat dengan motif gedebyah. Dia mengaku batik tersebut memang dipesan langsung dari Solo untuk dipakai pada Hari Batik Nasional.
"Batik diproduksi oleh pengrajin di kampung-kampung, asli buatan tangan dan ini menyangkut sebuah karya yang dihasilkan oleh masyarakat kita. Sehingga, kita wajib menghargainya," ujar Jokowi.
Dia pun mengaku memiliki keinginan untuk mendorong para pelaku usaha batik khas Betawi agar usahanya lebih
berkembang dan batik tersebut dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Sementara itu, di tempat yang sama, Ahok mengaku senang sekaligus bangga jika masyarakat Indonesia beramai-ramai memakai batik pada Hari Batik Nasional.
"Batik memang keren. Makanya, saya merasa senang kalau pada Hari Batik Nasional, ada banyak orang yang memakai batik. Bangga juga saya melihatnya," ungkap Basuki.
Dia mengaku batik berwarna cokelat yang dikenakannya pada Hari Batik Nasional merupakan batik khas Solo yang diberikan secara langsung oleh Jokowi.
"Ini batik asli dari Solo. Pak Jokowi yang memberikannya langsung untuk saya. Enak pakai batik," ucap Ahok sambil tertawa pelan.
Sebagai informasi, Hari Batik Nasional diperingati oleh masyarakat Indonesia sejak empat tahun silam, yakni 2 Oktober 2009. Tepatnya, setelah UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi milik Indonesia.
(T.R027)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013