"Pos itu tidak berbentuk tenda karena dilarang Pemerintah Arab Saudi, jadi hanya petugas yang menggunakan jaket hijau bertuliskan Indonesia dengan Lambang Bendera yang cukup besar," katanya terkait dengan persiapan petugas di Mina.
Satu pos akan disiapkan 12 sampai 15 petugas yang bekerja dalam empat sift atau rata-rata bekerja enam jam. "Kita bagi enam jam karena petugas itu tidak ada istirahatnya mengarahkan jamaah Indonesia, jadi ada waktu cukup untuk istirahat," katanya.
Ia menjelaskan tujuh pos itu antara lain adalah Pos Muazim I yang akan dilalui jamaah haji Indonesia berada di Mina Jadid, Pos Muazim II di mulut Terowongan Muazim, Pos Muazim III di dekat Jembatan yang ada Terowongan Muazim, Pos Lantai III Jamarat atau tempat melempar jumroh di lantai III.
Kemudian ada Pos Depan Majid Khaif untuk mencegah jangan sampai jamaah masuk ke perkemahan negara-negara Timur Tengah dan Pos Aziziyah yaitu menjelang perkemahan jamaah Indonesia.
Ia menjelaskan, rute untuk lempar jumroh bagi Indonesia memang masuk Terowongan Muazim yang sekarang panjangnya menjadi dua kilometer dan langsung mengarah ke lantai III.
"Ini ada bagusnya perubahan itu sehingga jamaah tidak tersesat, tetapi jaraknya agak panjang. Tahun lalu terowongan itu masih satu kilometer dan di mulut terowongan ada pilihan mau lantai I, II atau III," katanya.
Terkait dengan bantuan logistik bagi bagi jamaah yang kelelahan di Mina, Jauhari menjelaskan, di pos tersebut tidak disediakan makan atau minuman, tetapi nanti ada pos bergerak yang akan memberikan bantuan bagi jamaah yang sudah kelelahan dan beristirahat di sekitar pos.
Ia mengungkapkan, seluruh petugas Daker Madinah akan mulai bergerak ke Makkah tanggal 6 Oktober untuk mempersiapkan penugasan di Mina, namun ada beberapa petugas yang tetap tinggal di Madinah menunggu jamaah yang tengah dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi.
Pewarta: Budi Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013