New York (ANTARA News) - Film garapan sutradara Oliver Stones mengenai serangan atas menara kembar World Trade Center pada 11 September 2001 dibuka dengan linangan air mata dan rasa sedih di AS, Rabu, sehubungan film itu menghidupkan kembali kenangan getir menjelang peringatan lima tahun tragedi tersebut. Film "World Trade Center" memicu perdebatan soal apakah rakyat Amerika siap menonton film yang menuturkan kisah serangan atas Menara Kembar itu, tempat 2.749 orang meregang nyawa, namun para pengunjung gedung bioskop pada awal penayangannya di New York mengakui hal itu. "Film ini amat menyentuh, Stone melakukan pekerjaan yang baik," kata artis makeup Rodney Ramos, seperti dilaporkan Reuters. Sekitar 50 orang menghadiri penayangan siang hari di sebuah bioskop di Midtown Manhattan. Banyak dari penonton menangis atau tampak terguncang. Film itu, yang dibintangi oleh Nicolas Cages, diangkat dari kisah sejati tentang dua polisi yang berlari ke Gedung World Trade Center untuk menyelamatkan orang, namun mereka terperangkap di bawah reruntuhan gedung selamna 12 jam sebelum dapat diselamatkan. "Saya tak mengerti mengapa orang belum bersedia menontonnya, namun saya kira mereka akan terkejut dengan betapa kuat dan personalnya film itu," kata Leslie Friedman, penduduk New York yang mengatakan dia tak berada di kota itu pada hari terjadinya serangan. Kritikus sambut positif Beberapa kritikus telah menyatakan Stone yang sering provokatif dalam film-filmnya telah memperlihatkan respek, sikap menahan diri dan patriotismenya dalam film tersebut, namun para pakar box office mengemukakan ujian yang menunggu film itu adalah apakah orang bersedia menontonnya atau menganggap topiknya terlalu sensitif. Beberapa bulan sesudah penayangan film yang cukup laris, "United 93", yakni berkisah tentang pesawat bajakan yang diambilalih dan dijatuhkan para penumpang yang kehilangan seluruh jiwa mereka, beberapa penduduk New York merasa skeptis "World Trade Center" bakal menuai sukses. Tak lama setelah tragedi tersebut, para pembuat film menghindarinya dan bahkan menghapus secara digital gambar Menara Kembar, termasuk memotong adegan dari "Spider-Man" di mana superhero itu merencanakan akan memanjat antara kedua bangunan. Stone sendiri pernah menegaskan bahwa dirinya merasa yakin film itu akan mengabadikan kenangan atas kejadian itu bagi generasi mendatang. "Kejadian itu perlu sekali dikenang. Orang sudah melupakannya. Anak-anak sebaiknya tahu," kata sang sutradara. Stone menjanjikan sebagian pemasukan dari film itu akan diberikan kepada beberapa asosiasi korban. (*)
Copyright © ANTARA 2006