Jakarta (ANTARA) - Satu tim yang dipimpin oleh mantan pegawai Twitter membangun platform berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk membantu pengguna merangkum dan memahami berita.
Menurut siaran Tech Crunch pada Selasa, platform yang dinamai Particle, yang masih dalam versi beta privat pada akhir pekan, menawarkan pengalaman membaca berita "multi-perspektif" yang dipersonalisasi.
Tidak hanya memanfaatkan AI untuk merangkum berita, platform itu diklaim melakukannya dengan cara yang secara adil memberikan kompensasi kepada penulis maupun penerbit.
Particle dikembangkan oleh perusahaan rintisan yang didirikan oleh Sara Beykpour, yang pernah menjabat sebagai Direktur Senior Manajemen Produk Twitter.
Berkarir di Twitter dari tahun 2015 hingga 2021, Beykpour pernah terlibat dalam pengembangan produk seperti Twitter Blue, Twitter Video, dan aplikasi eksperimental, twttr.
Beykpour menjelaskan, Particle dirancang untuk mempermudah pengguna mengikuti perkembangan dan memahami isi berita menggunakan AI.
"Terkadang rasanya kita hanya punya waktu untuk membaca judul berita. Kita juga ingin memahami lebih banyak, tetapi lebih cepat. Kita berada di tahap awal penggunaan AI untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan berita," katanya.
Menggunakan Particle, pembaca bisa mendapatkan ringkasan berita secara cepat, poin-poin ringkasan berita, dengan informasi yang diambil dari berbagai sumber.
Beykpour menjelaskan bahwa pembaca dapat menggunakan ringkasan berita untuk mengetahui dengan cepat atau memilih memahami berita secara mendalam dengan mengetahui perkembangannya dari waktu ke waktu.
Baca juga: Arab Saudi luncurkan Pusat Kecerdasan Buatan untuk media
Pendiri Behance Scott Belsky di akun X menuliskan,"Particle telah menjadi aplikasi harian saya. Ini menyatukan banyak artikel (dan sudut pandang) pada topik berita apa pun, memunculkan poin-poin penting seobjektif mungkin, dan memungkinkan Anda menggali lebih jauh di banyak dimensi."
Particle menawarkan fitur demo bagi pengguna melalui situs particle.news. Dalam web itu, artikel berita ditampilkan bersama dengan ringkasan, keterangan waktu kapan terakhir diperbarui, dan sumber yang digunakan.
Akan tetapi, masing-masing poin dalam ringkasan yang ditampilkan tidak ditautkan ke sumber berita aslinya sehingga pemeriksaan fakta untuk menguji kebenaran informasi harus dilakukan dengan meneliti kembali artikel.
Sumber berita yang digunakan Particle di antaranya The New York Times, CNBC, AP, ABC, CNN, Breitbart, The Guardian, The Washington Post, Politico, Fox News, USA Today, The Daily Caller, New York Post, The Hill, dan sumber berita dari negara lain.
Baca juga: Kemenkominfo adaptasi laju penggunaan AI mengacu regulasi negara maju
Baca juga: Kemendikbudristek kaji penggunaan AI di satuan pendidikan
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024