Kami meyakini panen buah duku itu dipastikan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Lebak (ANTARA) - Panen buah duku di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mampu menumbuhkan pendapatan ekonomi masyarakat mulai petani, pemetik buah, buruh panggul,tengkulak, sopir, dan pedagang pengecer.
"Kami memperkerjakan sebanyak 15 orang dari pemetik buah hingga buruh panggul," kata Salim, seorang tengkulak buah duku, di Kabupaten Lebak, Selasa.
Menurut dia, dirinya bisa menjual buah duku itu sekitar 5 ton per hari dan dipasok ke berbagai daerah di Banten, Bogor hingga DKI Jakarta.
Harga buah duku rata-rata dijual Rp6.000/kilogram dan jika dikalkulasikan dengan jumlah 5 ton itu maka bisa menghasilkan pendapatan Rp30 juta.
Pendapatan sebesar itu tentu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan di daerah itu.
"Kami meyakini panen buah duku itu dipastikan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," katanya menjelaskan.
Begitu juga Nurdin, seorang seorang pedagang di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini setiap hari menampung buah duku dari petani di Kecamatan Muncang, Kalanganyar, Cimarga, Leuwidamar, Cibadak, dan Cikulur.
Ia menampung buah duku itu antara 5 sampai 8 ton dengan harga Rp6.000/kilogram.
Buah duku itu, kata dia, nantinya dipasok ke luar daerah yang menjadi pelanggannya.
"Kami merasa bersyukur dengan panen buah duku bisa memperkerjakan tujuh orang dan bisa menghasilkan pendapatan ekonomi sekitar Rp130 ribu per orang," katanya seraya merahasiakan keuntungan.
Mardi, seorang warga Semarang mengatakan dirinya setiap tiga hari ke sini untuk menampung buah duku dari Rangkasbitung dan dipasok ke Jawa Tengah.
Buah duku dari Rangkasbitung sudah menjadi langganannya jika musim panen, karena kualitasnya cukup bagus dengan manis juga buahnya tebal dan kulitnya tipis.
Baca juga: Duku sumber, diusulkan jadi tanaman khas Kabupaten Kudus
Baca juga: Mengenal duku manis dari Kampung Nitikan Yogyakarta
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024