Presiden kami, yang mencoba menghentikan perang serta menawarkan solusi politik, lebih pantas mendapat gelar itu

Moskow (ANTARA News) - Kelompok patriotik Rusia, Selasa, menyampaikan dukungannya agar Presiden Vladimir Putin dianugerahi Nobel Perdamaian atas upayanya dalam diplomasi di Suriah.

Dukungan tersebut disampaikan bersamaan dengan klaim bahwa Putin juga lebih berhak mendapatkan Nobel Perdamaian dibandingkan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, demikian laporan AFP.

Kelompok itu mengatakan Putin berhak mendapat penghargaan bergengsi tersebut karena telah berupaya menjembatani kesepakatan pemusnahan senjata nuklir Suriah, satu rencana yang disebut telah "menggagalkan perang dunia".

Peristiwa di Suriah memasuki perubahan pada Senin (30/9), saat tim awal pemeriksa senjata kimia meninggalkan Damaskus sementara Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) memulai tugasnya pada Selasa untuk memusnahkan senjata itu.

OPCW mendapat mandat sesuai Resolusi 2118 Dewan Keamanan PBB untuk membebaskan Suriah dari senjata kimia paling lambat pada pertengahan tahun depan.

"Surat kepada komite Nobel telah dikirim pada 16 September dan tiba pada 20 September," kata pemimpin kelompok itu Georgy Trapeznikov.

Anggota parlemen dari Partai Rusia Bersatu, Iosif Kobzon, yang juga merupakan bintang pop terkenal di Rusia, mengatakan bahwa Putin lebih pantas mendapat hadiah Nobel daripada Obama.

"Presiden kami, yang mencoba menghentikan perang serta menawarkan solusi politik, lebih pantas mendapat gelar itu," kata Kobzon.

Kobzon juga mengkritik Obama sebagai orang yang "mengusulkan dan menyetujui tindakan agresif terhadap Irak dan Afghanistan serta menyiapkan intervensi terhadap Suriah".

Pada Agustus lalu Putin mengingatkan Obama untuk tidak menyerang Suriah dengan status hadiah Nobel Perdamaian yang diterimanya.

Kobzon merupakan penyanyi era Soviet yang kini berusia 76 tahun. Dia beberapa kali ditolak masuk ke Amerika Serikat tanpa alasan yang jelas.

Di Rusia, Kobzon disebut-sebut memiliki hubungan dengan organisasi kriminal meskipun tuduhan itu kemudian dibantahnya.

Proposal dukungan terhadap Putin itu dibuat oleh kelompok yang menamakan diri sebagai Akademi Internasional Persatuan Spiritual Masyarakat Dunia.

Meskipun tidak memiliki latar belakang yang jelas, dalam laman internetnya, kelompok itu mencantumkan nama mantan perdana menteri Rusia Yevgeny Primakov dan wanita pertama di luar angkasa, Valentina Tereshkova, sebagai anggota presidiumnya.

Mereka juga memasukkan sejumlah nama pejabat yang disokong Rusia di wilayah Abhkazia.


Penerjemah: Panji Pratama

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013