Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris meminta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dengan tegas melakukan pencegahan penggunaan zat berbahaya oleh industri kecil dan menengah (IKM) pangan.
"Berdasarkan suatu
survey terhadap anak-anak SD (Sekolah Dasar)
kandungan zat berbahaya pada tubuh mereka semakin meningkat," katanya usai menyaksikan penandatangan kerjasama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dengan Asosiasi Pedagang Grosir Keliling Indonesia (APGI) di Jakarta, Kamis.
Hal itu terutama terjadi pada anak SD dari kalangan menengah ke bawah yang banyak jajan makanan dan minuman yang diproduksi industri kecil di sekolah mereka.
Fahmi mengakui, banyak industri kecil entah karena modal yang terbatas atau karena ketidaktahuan, mereka menggunakan bahan baku berbahaya, seperti pemanis buatan (biang gula) atau zat pewarna lain yang berbahaya.
Karena itu, ia meminta BPOM secara intensif melakukan pencegahan dan sosialisasi agar IKM pangan tidak menggunakan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan tersebut.
"Saya anjurkan kepada pimpinan BPOM yang baru, mulailah melakukan sejumlah langkah dan kebijakan untuk mencegah digunakannya barang-barang berbahaya bagi makanan, khususnya makanan bagi anak-anak," ujar Fahmi.
Ia menyebut sejumlah langkah yang perlu dilakukan antara lain,
sosialisasi, kontrol, dan sebagainya terhadap peredaran zat berbahaya bagi kesehatan dalam produk makanan.
Selain yang tidak kalah penting, katanya, mencabut izin perusahaan yang mengedarkan zat berbahaya serta meminta perusahaan tersebut menghentikan produksinya.
Menanggapi pertanyaan mengenai sanksi bagi IKM yang menggunakan zat berbahaya tersebut, Fahmi mengatakan hal itu tidak efektif dan menilai langkah pencegahan lebih optimal untuk mengurangi penggunaan zat berbahaya.
"Saat ini ada sekitar 1.057.058 industri kecil dan menengah pangan dan yang menggunakan zat berbahaya tidak diketahui pasti jumlahnya, namun dengan adanya survey adanya zat berbahaya yang meningkat pada tubuh anak SD berarti banyak industri kecil kita yang menggunakan bahan berbahaya tersebut," katanya.
Karena itu, ia menyambut positif kerjasama PT RNI dengan APGKI
yang selain memangkas jalur distribusi gula sehingga IKM bisa mendapatkan harga murah, IKM juga mendapat gula yang bermutu dan jaminan kesinambungan pasokan.
"Saya juga berharap RNI maupun APGKI memberikan bimbingan kepada industri kecil makanan kkita agar tidak menggunakan bahan baku yang berbahaya bagi kesehatan," ujar Fahmi.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006