Jauh lebih bagus menyampaikan persoalan yang sedang dihadapi bangsa, dan sebaiknya ke depan seperti apa. Itu lebih elegan sekaligus menjaga untuk tidak terjebak pada politik praktis,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengharapkan agar Forum Rektor tidak terjebak dalam politik praktis guna dukung mendukung calon presiden tertentu.

"Jauh lebih bagus menyampaikan persoalan yang sedang dihadapi bangsa, dan sebaiknya ke depan seperti apa. Itu lebih elegan sekaligus menjaga untuk tidak terjebak pada politik praktis," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Hal itu dikatakan M Nuh menanggapi pertanyaan wartawan seputar rencana Forum Rektor Indonesia yang akan menggelar acara konvensi calon Presiden.

Menurut M Nuh, penyelenggaran konvensi itu merupakan hak setiap warga negara dalam iklim demokratis. Namun demikian, menurut dia, perguruan tinggi tidak dalam kapasitas untuk mengajukan calon Presiden.

Calon Presiden saat ini menjadi ranah partai-partai politik. Untuk itu, katanya, yang bisa disumbangkan oleh para rektor tersebut adalah dengan memberikan berbagai gambaran dan pandangan-pandangan tentang kondisi Indonesia untuk diperbaiki.

"Justru dari parpol manapun capresnya dan siapapun orangnya, yang penting pokok pikirannya bisa dimanfaatkan. Jadi lebih pada substansi, apa yang sedang dihadapi bangsa. Perguruan tinggi tidak dalam kapasitas menyeleksi capres," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Forum Rektor Indonesia (FRI) akan menggelar forum untuk mencari calon pemimpin bangsa ke depan. Rencananya, forum itu akan mengutamakan program yang diusung untuk mengatasi persoalan bangsa.

"Dalam forum ini, yang paling pokok adalah `platform` semua partai dan semua calon presiden itu harus dalam program. Tidak lagi popularitas dan elektabilitas," kata Ketua FRI Prof Laode M. Kamaluddin di Semarang, Sabtu lalu.

Ia mengakui langkah tersebut merupakan terobosan baru yang dilakukan kalangan perguruan tinggi demi nasib bangsa Indonesia ke depan, mengingat hal semacam ini dulu menjadi semacam langkah yang tabu.

"Ini sebuah langkah baru dan menjadi kesepakatan FRI yang beranggotakan sebanyak 3.200 rektor. Semuanya (rektor) setuju dengan pandangan itu, sebagai penjaga gawang hati nurani bangsa," katanya.

Nantinya, kata dia, sebagaimana diprogramkan, FRI akan mengundang semua tokoh yang memiliki program mengatasi persoalan bangsa dan berani berdialog turun ke kampus dalam sebuah konvensi capres pada Desember 2013.
(M041/I007)

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013