Kabul (ANTARA News) - Abdullah Abdullah, mantan menteri luar negeri Afghanistan yang kalah pada pemilihan presiden 2009, hari ini menyatakan mencalonkan diri lagi untuk pemilu tahun depan.
Abdullah menempati posisi kedua pada Pemilu 2009 dengan meraih 30 persen suara di bawah Presiden Hamid Karzai yang sukses mempertahankan kekuasaan lewat pemilu yang disebut penuh kecurangan dan kekerasan itu.
"Kami akan memastikan bahwa rakyat Afghanistan mengalami pemilu yang jujur," kata Abdullah begitu tiba di Komisi Pemilihan Umum di Kabul untuk mencatatkan pencalonannya untuk Pemilu 5 April nanti.
Para donor internasional menekan keras untuk hadirnyua proses pemilu yang kredibel setelah miliaran dolar AS digelontorkan sebagai bantuan pembangunan dan 13 tahun masa berdarah-darah antara pasukan NATO pimpinan AS melawan Taliban.
Abdullah yang mantan ahli bedah mata masih merasa tak puas atas hasil Pemilu 2009 dan menuduh Karzai berusaha terus berkuasa.
Abdullah adalah pembantu dekat Ahmad Shah Massoud, komandan anti-Taliban yang terbunuh pada 2001. Dia berbahasa Inggris dengan fasih dan memiliki reputasi kuat dalam lingkaran politik internasional.
Dia menjadi menteri luar negeri pada kabinet Karzai sejak 2001 sampai 2006, lalu berubah menjadi beroposisi terhadap Karzai.
Dia adalah anak dari seorang ayah asli Pashtun dari Kandahar dan seorang ibu asli Tajik. Dia diseut-sebut tak memiliki basis pendukung yang kuat tapi dia menjadi kandidat serius untuk menduduki jabatan presiden.
Pria berusia 53 tahun ini didukung banyak negara Barat.
Pendaftaran calon presiden akan ditutup Minggu pekan ini, sedangkan mantan menteri keuangan Ashraf Ghani menjadi calon lainnya yang sejauh ini dianggap sebagai kandidat kuat lainnya, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013