... KTT APEC 2012 di Vladivostok, Rusia, pemerintah Indonesia juga belum berhasil mendaftarkan CPO masuk kategori produk ramah lingkungan... "

Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - KTT Ke-21 APEC 2013 di Bali, pada 1-8 Oktober 2013, harus menguntung bagi dua komoditas nasional, yakni kertas dan minyak sawit mentah dari Indonesia.

"Meskipun belum masuk kategori produk yang ramah terhadap lingkungan, dalam KTT APEC 2013 Bali, setidaknya dapat membawa dampak positif, khususnya bagi industri kertas dan CPO," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Rusli Tan, yang dihubungi dari Pekanbaru, Selasa.

Pada KTT APEC 2012 di Vladivostok, Rusia, pemerintah Indonesia juga belum berhasil mendaftarkan CPO masuk kategori produk ramah lingkungan atau Environment Good List.

Kendati demikian, pihaknya tetap berharap pemerintah harus berani menyatakan sikap di depan forum APEC, industri bubur kertas (pulp) dan kertas Indonesia berbasis hutan tanaman industri serta ramah lingkungan, di tengah gencarnya kampanye komoditas itu.

Lalu pemerintah Indonesia terus memperbaiki diri terhadap industri di sektor kehutanan, di antaranya Kementerian Perdagangan yang akan mewajibkan produk ekspor hutan harus dibekali Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

Ketika pemberlakuan SVLK dijalankan, nantinya bukan hanya penebangan kayu, tetapi kayu yang keluar dari hutan tanaman industri akan dicatat dan diberi sistem verifikasi legalitas, sehingga kayu itu memiliki keberlanjutan.

"Dengan demikian, kampanye negatif yang dihembuskan LSM terhadap industri sektor kehutanan menjadi mentah dengan sendiri. Apalagi, jika dilengkapi bukti-bukti akurat serta ramah terhadap lingkungan," ujarnya.

Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, sebelumnya mengajak semua pihak terutama pengusaha nasional, menggunakan momentum KTT APEC di Bali sebagai sarana untuk melawan kampanye negatif terhadap produk industri Indonesia di pasar global.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013