Jakarta (ANTARA News) - Untuk pertama kalinya, satu unsur kimia yang penting bagi pembuatan plastik seperti dikenal di Bumi, ditemukan di bagian jauh Sistem Tata Surya, tepatnya di bulan pengorbit Saturnus, Titan.
Temuan yang dihasilkan pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA yang mengorbiti Saturnus, mendapati fakta bahwa atmosfer Titan mengandung propilena, bahan kunci untuk membuat plastik, bemper mobil dan sejenisnya.
"Unsur kimiawi ini mengitari kita dalam kehidupan sehari-hari," kata Conor Nixon, ilmuwat ahli planet NASA dan yang mengetuai laporan perincian mengenai temuan baru yang disiarkan dalam jurnal Astrophysical Journal Letters itu.
Atmosfer Titan mencipta cincin cahaya yang menguraikan bulan raksasa ini.
Para ilmuwan menggunakan instrumen spektrometer inframerah dari Cassini (CIRS) yang mengukur cahaya inframerah yang dipancarkan Saturnus dan bulannya itu, untuk menghasilkan temuan tersebut.
Penemuan ini mengungkap misteri lama mengenai atmosfer Titan.
Ketika Voyager 1 menjalankan misi ke Titan pada 1980, wahana ruang angkasa ini mengenali gas dalam atmosfer coklat bulan raksasa tersebut sebagai hidrokarbon.
Ilmuwan menemukan hidrokarbon --yang menciptakan energi fosil di Bumi-- dari Titan setelah sinar matahari memecah metana dan unsur kimia, untuk membentuk kembali rantai dua atau lebih karbon.
Voyager menemukan bukti hidrokarbon rantai tiga karbon terberat, propana, dan propyne yang merupakan paling ringan dari keluarga rantai karbon. Namun Voyage tak menemukan unsur karbon berberat menengah seperti propilena.
"Pengukuran unsur ini sulit sekali dilakukan karena sinyal lemah propilena mengingat dikelilingi unsur-unsur kimia yang bersinyal lebih kuat," kata Michael Flasar, ketua penelit instrumen CIRS. "Keberhasilan ini meninggikan kepercayaan diri kami bahwa kami masih akan menemukan lebih banyak lagi unsur kimia yang tersembunyi dalam atmosfer Titan."
Titan berukuran sekitar setengah ukuran Planet Bumi dan bulan kedua terbesar di Tata Surya setelah Ganymede yang mengorbiti Jupiter.
Bulan raksasa ini adalah satu-satunya bulan dalam Tata Surya yang dihuni awan dan atmosfer seperti Bumi yang kebanyakan berkandungankan nitrogen dan metana.
Cassini diluncurkan ke ruang angkasa pada 1997, dan tiba di orbit Saturnus pada Juli 2004. Misi ini akan berlanjut sampai 2017 ketika pesawat ruang angkasa ini akan hancur memasuki atmosfer Saturnus, demikian space.com.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013