Sanaa (ANTARA) - Pesawat-pesawat tempur milik koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) menyerang ibu kota Yaman, Sanaa, pada Sabtu (24/2) malam, demikian menurut laporan saluran TV Al-Masirah yang dikelola Houthi.
"Pesawat agresi Amerika-Inggris kembali melancarkan serentetan serangan ke ibu kota," lapor saluran TV tersebut.
Sementara itu, menurut keterangan sejumlah saksi mata setempat yang dihimpun Xinhua, ada empat rudal menghantam Kamp Militer Al-Siyanah yang terletak di sebelah utara pusat kota Sanaa.
Kejadian itu menyebabkan ledakan besar dan memicu kebakaran dan ambulans pun terlihat bergegas menuju lokasi.
Warga juga mengatakan bahwa pesawat-pesawat tempur tersebut menyerang sebuah kamp militer di bagian selatan Sanaa dan sebuah kamp lainnya di gunung di sebelah timur ibu kota Yaman tersebut.
Mengutip pernyataan sejumlah pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, media AS melaporkan bahwa pihak AS dan Inggris telah menyerang belasan target Houthi sebagai respons atas peningkatan serangan pemberontak belakangan ini terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden.
Salah satu serangan yang terjadi pekan lalu menyebabkan terbakarnya Rubymar, sebuah kapal kargo berbendera Inggris, hingga memaksa para awaknya meninggalkan kapal tersebut.
Para pejabat AS itu juga menyebutkan bahwa sejak 12 Januari, jet-jet tempur AS dan Inggris telah menggempur sekitar 18 lokasi dalam serangan gabungan keempat terhadap Houthi tersebut.
Houthi telah melancarkan setidaknya enam serangan terhadap kapal kargo AS dan Inggris di Laut Merah pada pekan ini.
Kelompok tersebut telah meningkatkan serangannya terhadap kapal-kapal internasional sejak pertengahan November tahun lalu untuk menunjukkan solidaritas kepada warga Palestina di Gaza yang menghadapi keganasan serangan Israel.
Pasukan gabungan AS-Inggris kemudian merespons aksi Houthi tersebut dengan puluhan serangan udara terhadap target-target Houthi, termasuk mengerahkan peluncur rudal bergerak (mobile missile launcher) dan drone bawah air, tetapi gagal menghalangi kelompok tersebut melancarkan lebih banyak serangan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024