cukup dan aman, termasuk dalam menghadapi Ramadhan sampai hari raya. Stok beras Bulog Sulsel saat ini kurang lebih 80 ribu ton
Makassar (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) menyebutkan stok beras cukup dan aman menjelang bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1445 H atau Lebaran 2024.
"Untuk stok Insya Allah cukup dan aman, termasuk dalam menghadapi bulan Ramadhan sampai hari raya. Stok beras Bulog Sulsel saat ini kurang lebih 80 ribu ton," sebut Pimpinan Perum Bulog Wilayah Sulselbar M Imron Rosidi di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
Mengenai penyerapan gabah kering petani, kata dia, sejauh ini belum dilakukan penyerapan, sebab kondisi di lapangan sejauh ini belum dilaksanakan panen.
Selain itu, apabila Bulog menyerap beras petani maka harga yang ditawarkan relatif lebih tinggi melawati batas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang menjadi acuan pemerintah membeli gabah atau beras petani untuk menambah Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
"Sampai saat ini Bulog Sulselbar belum bisa serap gabah atau beras karena belum ada panen dalam skala besar dan harga jauh di atas HPP yang ditetapkan," kata Imron.
Baca juga: Bulog: Beras impor untuk Sulselbar bertambah menjadi 70.000 ton
Baca juga: Serapan gabah oleh Bulog Sulselbar turun 60 persen di 2023
Sejauh ini pihaknya sedang melaksanakan penugasan penyaluran bantuan pangan dari pemerintah yakni CPB tahap pertama Januari-Maret 2024 kepada keluarga penerima manfaat (KPM) sekaligus sebagai upaya mengendalikan harga beras di pasaran yang merangkak naik.
Menurut dia, Sulsel dan Sulbar merupakan salah satu daerah sentra pangan atau penghasil beras dan selalu surplus dengan menghasilkan hingga tiga juta ton dalam setahun dengan kebutuhan dua juta ton per tahun.
"Kalau kita (hasil panen) bisa sampai tiga juta ton, bahkan bisa surplus antara 800 ribu sampai satu ton, itu di Sulsel," katanya.
Saat ditanyakan soal penurunan stok beras pada 2023, kata Imron, memang stok beras dari Sulsel tidak cukup menutupi kebutuhan termasuk di wilayah sendiri. Penyebabnya, selain belum panen juga dampak dari El Nino.
"Kenapa defisit. Karena memang belum panen. Efek El Nino itu hampir sampai Desember 2023 dan tidak ada hujan. Kalaupun ada hujan tapi tidak merata," ungkap dia.
Mengenai fenomena belakangan ini terjadi kekurangan stok bahkan beras di pasaran terus merangkak naik, dia menyebut karena bertepatan kegiatan besar seperti Pemilu 2024 termasuk menjelang bulan suci dan lebaran, sehingga permintaan tinggi tidak seperti biasanya.
Baca juga: Bulog Sulselbar siap salurkan bansos beras periode Oktober-Desember
Baca juga: Bulog pastikan stok beras cukup menghadapi puasa dan Lebaran 1445 H
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024