Yang paling penting barangnya ada beras, telurnya ada, ayamnya ada, cabainya ada, sembakonya lengkap, itu yang paling penting
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melakukan peninjauan stok sejumlah komoditas pangan di Pasar Klender Jakarta Timur, menjelang bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.
“Yang paling penting barangnya ada (beras), telurnya ada, ayamnya ada, cabainya ada, sembakonya lengkap, itu yang paling penting,” kata Zulkifli di Jakarta, Senin.
Dalam kunjungannya, Zulkifli beriteraksi dengan sejumlah pedagang mulai pedagang beras, pedagang daging ayam, hingga pedagang telur.
Sejumlah pedagang mengadukan kepada Mendag terkait naiknya harga beras premium lokal. Menurutnya, kenaikan harga beras premium lokal disebabkan oleh keterbatasan pasokan akibat penundaan penanaman.
“Sama ya, kita keliling di mana-mana begitu, memang beras premium beras lokal harganya naik, karena apa biasanya suplai nya kurang, kalau suplainya kurang, belinya enggak kurang, pasti harganya naik,” ujar Zulkifli.
Ia menuturkan penundaan penanaman disebabkan oleh pergeseran musim hujan. Hal tersebut berdampak pada waktu panen yang tertunda hingga Maret, April, Mei, hingga Juni sehingga pasokan beres lokal juga berkurang.
Baca juga: Mendag: Genjot ekspor nonmigas ke kawasan nontradisional
Baca juga: Mendag: Kecukupan anggaran bantu genjot ekspor ke pasar non tradisonal
Namun, lanjut Zulkifli, pemerintah telah menyediakan alternatif untuk membanjiri stok di pasar dengan beras subsidi program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga Rp55.000 per 5 kg dari Bulog.
“Tadi banyak beras Bulog, dibanjiri berasnya enak juga, bagus, ada beras komersial, ada beras subsidi SPHP itu 55.000 per 5 kg. Jadi sebetulnya kalau harganya (beras lokal) mahal diharapkan masyarakat bisa beli beras alternatif, berasnya bagus juga kok,” ucap Zulkifli.
Meskipun demikian, Zulkifli mengaku bahwa mendengar adanya keberatan dari sebagian masyarakat yang tidak ingin beralih dari beras premium lokal ke beras alternatif.
Namun dia berharap agar masyarakat mau beralih konsumsi beras dari premium lokal ke beras Bulog yakni SPHP yang rasanya tidak jauh beda dari beras lokal. Apalagi stok beras di Bulog mencapai 1,4 juta ton sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Selain itu, Zulkifli menyebut bahwa harga telur di pasar tersebut juga naik, namun tidak signifikan. Harga telur naik menjadi Rp32.000 per rak dari sebelumnya Rp29.000 per rak.
“Nanti kita lihat apa sebabnya, memang harga pakan jagung naik. Kalau itu terus berlanjut seperti yang lalu lalu harga jagung di subsidi Rp1.000 per kilogram sehingga dia bisa mendapat pakannya, sehingga bisa kembali lagi harganya,” jelas Zulkifli.
Zulkifli menambahkan, pihaknya akan melakukan rapat bersama Presiden Joko Widodo untuk membahan kondisi pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H.
"Harga biasanya kalau mau lebaran ya biasanya itu ada kenaikan, sekali lagi itu berhubungan dengan permintaan yang melonjak,” kata Zulkifli.
Rosida salah satu pedagang beras di Pasar Klender mengatakan bahwa harga beras premium lokal memang mengalami kenaikan dan minat masyarakat banyak yang membeli beras SPHP dari Bulog.
Dia menyebut untuk beras Pandan Wangi dari sebelumnya dijual dengan harga Rp165.000 per 10 kg kini menjadi Rp171.000 per 10 kg. Lalu merek Si Cantik dari Rp154.000 kini dijual menjadi Rp160.000.
“Kebanyakan orang-orang beli beras SPHP dari Bulog. Banyak yang nanyain, beras SPHP dijual dengan harga Rp54.500 per 5 kg. Kalau untuk Pandan Wangi tidak ada kemasan 5 kg, yang ada hanya 10 kg dan 20 kg,” kata Rosida.
Baca juga: Mendag pastikan stok beras Bulog banyak untuk Ramadhan
Baca juga: Mendag Zulkifli: Pemerintah percepat penyaluran beras SPHP ke pasar
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024