Kekalahan yang membuat Indonesia menempati posisi buncit dalam klasemen itu adalah kekalahan kedua setelah takluk 56-73 kepada Thailand tiga hari sebelumnya.
Pada dua laga itu, pelatih Milos Pejic memilih mengandalkan mayoritas pemain-pemain muda seperti Ali Bagir, Julian Chalias, Daniel Salamena, hingga Hendrick Xavi Yonga.
"Saya rasa sangat perlu (membutuhkan pemain senior lainnya)," kata Prosper seusai laga kepada ANTARA di Indonesia Arena pada Minggu.
Prosper tak menampik kekalahan telak ini akibat kurangnya chemistry dalam tim yang baru bisa bersama dalam waktu singkat.
Baca juga: Indonesia masih tanpa kemenangan di kualifikasi FIBA Asia Cup 2025
"Ya, kami hanya punya waktu sekitar 10 hari. Jadi chemistry-nya, tidak seperti saat kami menghabiskan empat bulan bersama. Saya rasa tidak ada masalah. Saya pikir kami telah belajar," kata Prosper.
Hal senada diungkapkan Muhammad Arighi yang menyatakan "Kami kurang lama berkumpul. Harus lebih mendalami peran, serta tahu role masing-masing seperti apa."
"Buat fans indonesia harus suport dan sabar. Memberikan doakan kami agar lebih baik lagi," tambahnya.
Prosper menjadi bintang Indonesia pada laga melawan Australia dengan mengemas 26 poin, 8 rebound, dan 1 assist.
Meski kalah, pebasket 35 tahun itu menyebut menit bermain bagi pemain-pemain muda sangat baik untuk perkembangan mereka.
"Saya rasa kami memberikan yang terbaik. Semua tahu bahwa Australia merupakan tim yang tangguh. Saya rasa ini sangat baik untuk pengalaman para pemain," katanya.
Baca juga: Lester Prosper menyusul ke Australia perkuat Timnas Basket
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024