Ketua Umum Federasi Sepakbola Mini Indonesia (FSMI), Andibachtiar Yusuf, terpilih kembali menjadi anggota komite eksekutif atau Exco Asian Mini Football Confederation (AMFC) dalam kongres yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand, Minggu.
Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Andi terpilih mewakili Indonesia bersama wakil dari Taiwan, Irak, Qatar dan Bahrain.
"Diminta menjadi anggota Komite Eksekutif di badan tertinggi sepak bola mini di Asia (AMFC), membuat saya yakin perkembangan mini football akan melesat di tanah air, termasuk partisipasi aktif Indonesia juga berpeluang menjadi lebih besar," kata dia dengan penuh semangat.
Dia optimistis sepak bola mini di Indonesia semakin berkembang pesat, karena potensi dan kecintaan masyarakat pada olahraga itu kunci penting untuk bergerak.
Ia berharap, masyarakat dan semua pihak mendukung kemajuan olahraga tersebut, karena sejatinya masyarakat Indonesia sering memainkan sepak bola mini dengan lapangan berukuran lebih kecil dari standar, serta jumlah pemain yang sedikit.
Andi menambahkan, Indonesia adalah bagian dari keluarga besar mini football sejak tahun 2016. Meski belum pernah terlibat kegiatan internasional yg bersifat resmi, tapi Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah peminat yang banyak.
Baca juga: Rusia dan UEA berminat ikut AMFC di Gorontalo
Baca juga: Rusia dan UEA berminat ikut AMFC di Gorontalo
Sementara dalam kongres tersebut, tokoh sepak bola asal Thailand, Datuk Warowi Makudi, terpilih sebagai Presiden Asian Mini Football Confederation (AMFC).
Setelah terpilih, Warowi menunjuk Alex Soosay, mantan Sekretaris Jenderal Asian Football Confederation (AFC) menjadi Sekjen AMFC, sedangkan tokoh senior sepak bola dari Malaysia, Yap Nyim Keong, terpilih sebagai wakil presiden.
Kongres itu juga menyetujui perpindahan Kantor Pusat AMFC dari Riyadh, Arab Saudi ke Bangkok, Thailand.
"Dengan menjadikan Bangkok sebagai markas AMFC, akan menjadikan Asia Tenggara menjadi episentrum (titik utama) perkembangan sepak bola mini dunia," ujar Warowi.
Dia mengaku, dirinya dan beberapa tokoh sepakbola Asia Tenggara memiliki pengalaman membangun kompetisi dan turnamen di kawasan tersebut, seperti Piala Tiger yang beberapa kali berganti nama titel sponsor dan kini sudah mampu meraup nilai komersial mencapai 38 juta dollar AS.
Tokoh senior itu optimistis, nilai komersial sepak bola mini besar, karena minat untuk bermain cabang olahraga baru itu juga semakin tinggi, terutama di kawasan Asia Tenggara.
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024