Juga 'warning' untuk DPR bahwa ada anggotanya yang menempuh cara-cara tidak terpuji."
Jakarta (ANTARA News) - Komisioner Komisi Yudisial (KY) Imam Anshori Saleh meyakini bahwa DPR RI tidak akan mencelakai dirinya selaku rakyat dengan melaporkan pernyataannya perihal upaya suap Rp1,4 miliar yang berkembang di media massa.

"Ya itu haknya DPR. Tapi, saya yakin DPR menangkap pesan moral saya dengan berbesar hati. Lembaga yang begitu besar masa mau mencelakakan rakyatnya yang ingin memperbaiki keadaan," katanya saat dikonfirmasi ANTARA News dari Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan hal itu terkait kemungkinan upaya hukum yang dilakukan kalangan DPR atas pernyataannya soal percobaan suap.

Pernyataan Imam Anshori Saleh terkait pengakuannya bahwa saat melakukan seleksi awal calon hakim agung (CHA) tahun lalu bahwa dirinya pernah ditawari uang sogokan senilai Rp1,4 miliar untuk meloloskan salah satu peserta CHA.

Saat itu, menurut dia, tawaran disampaikan melalui oknum anggota DPR sebagai pialang salah seorang peserta CHA, namun secara tegas KY menolak tawaran itu.

Namun, ia mengurungkan mengungkap nama oknum anggota DPR yang mencoba menyuap karena isunya saat berkembang di media massa dinilai merugikan DPR.

Menurut Imam, di satu sisi pekerjaan rumah DPR terlalu banyak untuk sekadar melaporkan dirinya. Di sisi lain, dikemukakannya, nama baik DPR tidak tercemar hanya karena pernyataannya.

"Saya justru dalam wawancara di Kompas menginginkan agar tidak ada generalisasi kepada semua anggota DPR," kata Imam.

Ia juga menyatakan bahwa pernyataannya atas upaya suap yang dilakukan oknum DPR sama sekali tidak bermaksud untuk menghapuskan proses seleksi CHA di Komisi III.

Dia mengemukakan, hanya ingin menyampaikan pesan moral agar DPR bersama-sama ikut membantu Komisi Yudisial dalam proses seleksi secara bersih dan bermartabat.

"Juga warning untuk DPR bahwa ada anggotanya yang menempuh cara-cara tidak terpuji," demikian Imam Anshori.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga/Riza Fahriza
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013