sungai Riam Kanan dan Riam Kiwa sudah mengalami pendangkalan akibat erosi setelah kawasan resapan air di wilayah tersebut mnengalami kerusakan lantaran banyaknya aktivitas di wilayah tersebut.
Banjarmasin (ANTARA News)- Lima tahun ke depan wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya menurut perkiraan akan kesulitan memperoleh air bersih mengingat kondisi resapan air di Sungai Martapura kian mengalami kerusakan.
"Masalah ketersediaan air bersih tersebut menjadi pemikiran perusahaannya," kata Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Banjarmasin, Ir Muslih, ketika ditanya ANTARA, di Banjarmasin, Senin.
Menurutnya, ketersediaan air bersih belakangan ini tergantung dengan Sungai Martapura yang berhulu di Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa.
Hanya saja kedua sungai tersebut sudah mengalami pendangkalan akibat erosi setelah kawasan resapan air di wilayah tersebut mnengalami kerusakan lantaran banyaknya aktivitas di wilayah tersebut.
Bukti alam tersebut sudah mengalami kerusakan bisa dilihat dari kondisi bendungan Riam Kanan, dimana saat hujan sedikit saja maka sudah mengalami kebanjiran, dan bila kemarau debit air cepat sekali menyusut.
Kalau kondisi tersebut terus berlanjut maka lima tahun kedepan air bersih akan sulit diperoleh, karena bila debit air di hulu sungai Martapura terus menyusut maka air laut akan masuk kedaratan dan terjadi kontaminasi kadar garam yang tinggi akhirnya air Sungai Martapura tersebut tak bisa diolah air minum.
Padahal selama ini PDAM Banjarmasin sebagian besar mengandalkan air baku Sungai Martapura dan Irigasi Riam Kanan yang kedua sumber tersebut mengandalkan resapan air di kawasan bendungan Riam Kanan.
Oleh karena itu, Muslih berharap semua pihak merasa prihatin kondisi tersebut,lalu memikirkan bagaimana agar resapan air di hulu sungai terpelihara, syukur-syukur kalau direhabilitasi.
Untuk mengatasi jangka pendek PDAM setempat merencanakan membangun embung (penampungan air) skala besar dalam upaya persediaan air di musim kemarau.
Menurutnya rencana sudah cukup lama tetapi kini bertekad untuk direalisasikan, dan PDAM sudah miliki desain mengenai pembangunan embung tersebut dan kini berusaha mencari peluang dana ke pemerintah pusat dalam mewujudkan keinginan tersebut.
Selain berharap bantuan pemerintah PDAM juga mencoba melobi pemerintah provinsi Kalsel disamping mencari dana sendiri untuk kepentingan tersebut.
Bila dana sudah tersedia diharapkan tahun 2014 sudah mulai mengerjakan proyek tersebut dan pada tahun-tahun berikutnya embung yang berlokasi di Sungai Tabuk itu berfungsi sebagaimana mestinya yaitu penyangga kebutuhan air baku.
Pewarta: Hasan Zainuddin
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013