"Israel harus mengutamakan kepedulian untuk menghindari korban di kalangan warga tak berdosa," kata Jubir Deplu AS.
Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat hari Rabu mendesak Israel mengutamakan kepedulian dalam menghindari korban warga tak berdosa sesudah negara Yahudi itu memutuskan memperluas gempuran daratnya atas Libanon.Jurubicara Departemen Luar Negeri Sean McCormack menyatakan Israel berhak membela diri dari serangan pejuang Hizbullah di Libanon selatan, tapi Amerika Serikat prihatin akan keadaan kemanusiaan di sana."Israel harus mengutamakan kepedulian untuk menghindari korban di kalangan warga tak berdosa," katanya kepada kantor berita Inggris Reuters.Wakil Perdana Menteri Israel Eli Yishai hari Rabu, sesudah sidang kabinet keamanannya menyetujui perluasan gempuran atas Libanon, menyatakan gempuran di Libanon selatan dapat berlangsung sebulan lagi atau lebih. "Diperkirakan bahwa itu akan berlangsung 30 hari lagi," kata Yishai kepada radio publik sesudah sidang kabinet enam jam tersebut. Tapi, menteri dari partai paling oktodoks Shas itu menyatakan gerakan balatentara Israel di Libanon selatan, dimulai 12 Juli, dapat berlangsung lebih lama lagi. "Saya pikir sangat sulit memperkirakan, tapi menurut pendapat saya, tidaklah tepat menyebut angka 30 hari. Saya kuatir itu dapat berlangsung jauh lebih lama," katanya. Kabinet keamanan Israel hari Rabu memerintahkan perluasan gempuran darat di Libanon untuk memukul lebih keras Hizbullah dan menghentikan serangan roket lintas batas, kata kantor perdana menteri negara Yahudi di Yerusalem. Keputusan Perdana Menteri Ehud Olmert dan sejumlah menteri utama untuk mengirim pasukan lebih ke dalam wilayah Libanon --kemungkinan sampai sungai Litani, sekitar 20 kilometer utara perbatasan-- akan kian memperkeruh keadaan, di samping upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengahiri perang itu. "Kabinet keamanan itu menyetujui usul pemantapan pertahanan guna kesinambungan gerakan di Libanon," kata pernyataan tersebut. Menteri Pertahanan Amir Peretz mengusulkan penekanan lebih dalam ke wilayah Libanon, kendati media menyatakan Olmert takut akan korban besar di pihak Israel dalam gerakan sebesar itu. Sembilan menteri menyetujui usul itu, sementara tiga abstain. Israel sudah menempatkan sekitar 10.000 serdadunya di Libanon selatan dan belum jelas berapa banyak lagi akan dikirim dalam perluasan gerakan balatentara tersebut. Sekitar 1.000 warga Libanon dan lebih dari 100 orang Israel tewas akibat perang itu, yang meledak sesudah pejuang Hizbullah menawan dua serdadu Israel dalam serangan lintas batas pada 12 Juli. Kemajuan lebih dalam di wilayah Libanon akan mendapat perlawanan sengit Hizbullah daripada yang sudah dialami dalam usahanya menghentikan serangan roket, yang menghujani desa dan kota Israel utara. Tapi, Israel tampak ingin menekan jumlah korban dengan membuat kerugian besar atas Hizbullah sambil meningkatkan tekanan pada penyelesaian diplomatik atas kemelut itu guna menguntungkan Israel dan pemimpin sekutunya, Amerika Serikat.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006