Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membenahi ekowisata hujan bakau (mangrove) yang berada di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam.
Kerja sama pemerintah kabupaten dengan KLHK untuk membenahi ekowisata hutan bakau, kata Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara Makmur Marbun di Penajam, Sabtu, dapat menjadikan hutan mangrove itu menjadi tujuan wisata unggulan.
Hutan bakau bisa menjadi rumah bagi kepiting dan biota yang hidup perairan lainnya. Hal itu bakal berdampak positif bagi perekonomian warga sekitar.
Melestarikan hutan mangrove, kata dia, akan memberikan dampak besar dengan keberadaan ekowisata hutan bakau di daerah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Karena selain mencegah abrasi juga akan memberikan dampak ekonomi bagi warga pesisir," ujarnya lagi.
Baca juga: Penajam kembangkan ekowisata hutan bakau
Baca juga: 1.300 hektare hutan mangrove di Penajam rusak
Fasilitas penunjang perlu ditingkatkan dan ekowisata hutan bakau di Kelurahan Kampung Baru juga harus ditata dan dibenahi agar keberadaan mangrove tetap lestari.
Ekowisata hutan bakau di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, harus dipersiapkan karena diperkirakan bakal banyak wisatawan yang masuk ke Kabupaten Penajam Paser Utara seiring dengan keberadaan Kota Nusantara, ibu kota negara masa depan Indonesia.
Ekowisata hutan mangrove di Kelurahan Kampung Baru sangat berpotensi menjadi tujuan wisata. Hal itu seiring dengan keberadaan Kota Nusantara yang dibangun pada sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, yakni Kecamatan Sepaku.
Sektor pariwisata, kata dia, menjadi salah satu tumpuan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan perekonomian masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara.
Ekowisata hujan bakau di Kabupaten Penajam Paser Utara itu harus menjadi perhatian pemerintah kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat agar dapat menjadi tujuan wisata unggulan, demikian Makmur Marbun.
Pewarta: Nyaman Bagus Purwaniawan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024