Banjarbaru (ANTARA) - Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) meminta Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menggali potensi ekonomi saat memulai penelitian lahan basah mangrove seluas 621 hektare di Kabupaten Kotabaru.
Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kalsel Fathimatuzzahra di Banjarbaru, Sabtu, mengatakan ULM merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang telah mengajukan permohonan Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) lahan basah mangrove dan sedang tahap verifikasi dokumen di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Baca juga: Dishut Kalsel menggelorakan "Revolusi Hijau"
PBPH lahan basah mangrove tersebut meliputi enam desa di Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru, dan juga dijadikan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).
“Saya berharap nantinya ULM mampu menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Fathimatuzzahra menuturkan pemberdayaan ekonomi masyarakat itu dengan memanfaatkan lahan basah mangrove sebagai tempat kunjungan pariwisata.
Baca juga: KLHK: Dokumen ULM lengkap kelola 621 hektare mangrove Kotabaru
"Pemanfaatan lahan basah mampu menciptakan lapangan kerja hijau dari aktivitas restorasi gambut dan rehabilitasi gambut, komoditas ramah gambut, serta pengembangan silvofishery," ujarnya.
Dengan pengendalian lahan basah hutan mangrove itu, kata dia, dapat menunjang perekonomian masyarakat khususnya kawasan pesisir dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
Fathimatuzzahra menyatakan pemerintah daerah setempat mendukung penuh perguruan tinggi lainnya dalam pengelolaan lahan untuk melestarikan lingkungan hidup.
Baca juga: Fakultas Kehutanan ULM tanam mangrove rambai untuk habitat bekantan
“Pengembangan hutan lahan basah yang dilakukan oleh ULM akan menjadi inovasi meningkatkan ekosistem mangrove yang lebih baik secara berkelanjutan,” ujarnya.
Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024