Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, meminta warga setempat agar mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu.

"Kami minta warga mewaspadai penyebaran penyakit DBD dan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN di lingkungan masing-masing," kata Kepala Dinkes Rejang Lebong Rephi Meido Satria saat dihubungi di Rejang Lebong, Sabtu.

Dia menjelaskan, kasus DBD di Kabupaten Rejang Lebong pada Januari-pertengahan Februari 2024 tercatat sebanyak 50 kasus. Meskipun demikian, belum ada penderita DBD yang dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: Wali Kota Banjarbaru terapkan "Gertak Bapuputik" guna perangi DBD

"Berdasarkan laporan dari 21 puskesmas tersebar dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong sepanjang Januari sampai dengan pertengahan Februari 2024 kasus DBD ini tercatat sebanyak 50 kasus," katanya.

Untuk mengantisipasi penyebaran kasus DBD tersebut, pihaknya melalui puskesmas yang di wilayah kerjanya terdapat kasus DBD lebih dari satu orang agar dilakukan pengasapan atau fogging.

Baca juga: Mulai marak, Pemkab Bogor imbau warga waspadai demam berdarah

"Fogging yang sudah dilakukan ini di antaranya di Kecamatan Sindang Beliti Ilir, Kota Padang. Kemudian di Desa Perbo, Kecamatan Curup Utara dan Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah," ujarnya.

Menurut dia, fogging dilaksanakan untuk membunuh nyamuk aedes aegypti. Fogging dilakukan jika di suatu wilayah ada warga yang terserang DBD lebih dari satu orang.

Untuk mengantisipasi penyebaran DBD saat musim hujan, Dinkes Rejang Lebong terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui 21 puskesmas tersebar di 15 kecamatan di Rejang Lebong agar melaksanakan gerakan PSN.

Baca juga: Dinkes Bangka Selatan minta warga terapkan 3M plus cegah DBD

"Gerakan PSN ini dinilai paling efektif. Masyarakat diminta melakukan langkah pencegahan 3M plus dengan jalan menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, serta menaburkan bubuk abate," katanya.

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024