Roma (ANTARA News) - Perayaan Cagliari berlangsung dalam hening meski mereka mampu menyamakan kedudukan 1-1 pada fase akhir pertandingan saat melawan Inter Milan pada Minggu, di mana tim itu masih mencari stadion baru setelah meninggalkan stadion mereka sebelumnya akibat berselisih dengan pemerintah kota.
Tim Sardinia ini kembali memainkan pertandingan kandang di Trieste, daerah yang berbatasan dengan Slovenia dan berjarak sekitar 1.000 kilometer dari kota mereka sendiri, sebagai bagian dari kekisruhan yang telah berlangsung hampir selama dua tahun, lapor Reuters.
"Sangat sulit untuk bermain jauh dari kandang di sepanjang waktu. Ini tidak mudah karena Anda tidak pernah terbiasa dengannya," kata pelatih Diego Lopez kepada program Stadio Sprint di televisi RAI.
"Kami berharap ini menjadi yang terakhir dan para penggemar kami dapat menyaksikan tim mereka bermain di kandang," tambah pria asal uruguay ini menyusul pertandingan yang dimainkan di depan segelintir penonton, di mana sebagian besar dari mereka mendukung Inter.
"Tujuan pertama kami adalah memastikan kami tetap berada di atas. Kami menghuni peringkat ke-11 pada musim lalu dan Anda harus selalu berusaha untuk berkembang," tambahnya.
Bek Davide Astori setuju bahwa ini kondisi yang sulit bagi timnya setelah mereka bermain imbang untuk keempat kalinya dalam enam pertandingan, yang membuat mereka tertahan di papan tengah.
"Kami tidak memiliki kandang atau stadion, yang merupakan hal yang berat namun kami berusaha melakukannya sebaik mungkin semampu kami," ucapnya ketika ditanyai seberapa jauh Cagliari dapat melangkah pada musim ini.
Mimpi buruk Cagliari terlihat sudah akan berakhir pada awal bulan ketika pemerintah kota Sardini menyetujui pembangunan ulang Stadio Sant`Elia, yang telah menjadi markas klub sejak 1970.
Mereka telah merencanakan untuk dapat menggunakan stadion pada 21 September namun pada Rabu, Cagliari diberitahu bahwa arena itu masih belum dapat dipakai untuk menyelenggarakan pertandingan.
Cagliari meninggalkan Sant`Elia yang bobrok sepanjang musim 2011/2012 setelah terjadi masalah dengan pemerintah setempat.
Pada musim lalu, mereka pindah ke Stadion Is Arenas yang berukuran kecil, yang sebelumnya hanya menjadi tempat menyelenggarakan pertandingan strata ketiha pada 1980-an, namun hanya memiliki satu tribun permanen.
Pertandingan pertama mereka dimainkan dengan kondisi stadion ditutup saat melawan Atalanta dan pertandingan selanjutnya melawan AS Roma dibatalkan pemerintah kota Cagliari setelah klub menolak perintah mereka untuk memainkan pertandingan tanpa kehadiran penonton.
Pada kesempatan itu, presiden klub Massimo Cellino mengatakan kepada para penggemar bahwa stadion itu aman, mengundang mereka untuk menyaksikan pertandingan, dan mengkritik kebijakan pemerintah kota. Roma kemudian dihadiahi kemenangan 3-0.
Mereka akhirnya memainkan beberapa pertandingan di sana, ketika stadion dibuka sebagian, sebelum kembali mengakhiri musim dengan bermain di Trieste.
Pada satu ketika, Cellino ditahan dan didakwa dengan perwakilan palsu pada kasus yang terkait dengan stadion dan pada Mei, ia diskors empat bulan oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) karena mengizinkan penjualan tiket untuk pertandingan melawan Roma.
Penerjemah: A RAuf Andar Adipati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013