Bandarlampung (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung mengatakan terdapat enam petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) meninggal dunia.
"Kalau data yang kami terima hingga kini ada enam KPPS yang meninggal dunia," kata Komisioner KPU Lampung Ali Sidik, di Bandarlampung, Jumat.
Dia mengatakan, dari enam KPPS yang meninggal dunia tersebut, empat di antaranya wafat usai melaksanakan tugas pemungutan suara.
"Dari enam petugas KPPS ini, ada yang kelelahan usai melaksanakan tugas, kemudian ada yang wafat sebelum melaksanakan pemungutan suara dan karena hal lainnya. Tetapi yang pasti meninggalnya bukan di hari pemungutan suara," kata dia.
Baca juga: Kemenkes: 108 petugas pemilu meninggal per 22 Februari
Baca juga: Enam petugas pemilu dan linmas di NTT dilaporkan meninggal dunia
Bahkan tiga di antaranya sempat masuk perawatan di rumah sakit kemudian meninggal setelah dirawat karena tersambar petir, tersengat listrik dan karena stroke.
Ali juga mengatakan bahwa selain KPPS yang meninggal dunia, KPU Lampung juga mendapat laporan terdapat dua orang linmas yang meninggal dunia setelah hari pemungutan suara.
"Para petugas pemilu yang meninggal karena kelelahan itu berusia kurang dari 50 tahun semua. Kalau yang sakit usai pemungutan suara itu tercatat ada 74 orang," kata dia.
Dia mengatakan bahwa bagi petugas pemilu yang meninggal dunia karena melaksanakan tugas, KPU memberikan santunan dan biaya pemakaman totalnya Rp46 juta per orang.
"Namun, bagi yang tidak dalam kondisi melaksanakan tugas tidak diberi santunan," Jadi ada lima petugas yang diberi santunan, tiga dari KPPS dan dua linmas," kata dia.*
Baca juga: Dokter: Hipertensi belum tentu jadi penyebab petugas KPPS meninggal
Baca juga: KPU Karawang pastikan petugas KPPS yang meninggal dapat santunan
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024