Ke depan kita tidak bisa lagi bersaing dengan produk murah yang kualitasnya tidak bagus, karena merugikan konsumen."

Jakarta (ANTARA News) - Pameran Produksi Indonesia (PPI) menjadi ikon unjuk kemampuan industri nasional dalam lima tahun terakhir, kata Sekjen Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Anshari Bukhari.

"PPI adalah ajang sesungguhnya pameran unjuk kemampuan industri nasional," katanya di sela-sela kunjungan ke PPI yang diselenggarakan sejak 26 hingga 29 September 2013 di Bandung, Jawa Barat.

Dalam ajang yang berlangsung empat hari itu, menurut dia, Kemenperin ingin menunjukkan produk-produk inovasi berbasis kreativitas dengan mutu yang tinggi, yang bisa diproduksi di dalam negeri.

"Ke depan kita tidak bisa lagi bersaing dengan produk murah yang kualitasnya tidak bagus, karena merugikan konsumen," ujar Anshari.

Oleh karena itu pada ajang PPI ke-7 yang berlokasi di arena Trans Studio, Bandung, Jawa Barat, Kemenperin menggandeng para produsen produk kreatif berkualitas tinggi baik di bidang garmen, sepatu, aksesoris, kosmetik, kendaraan bermotor, serta alat musik dan animasi, serta makanan dan minuman olahan.

"Kami ingin menunjukkan produk-produk berkualitas hasil produk kreatif negeri ini, yang mengembangkan merek lokal," katanya.

Pameran tersebut menghadirkan sejumlah merek-merek lokal, seperti kendaraan bermotor Viar, industri animasi, produsen gitar yang mampu menembus pasar ekspor seperti Secco dan Genta, produk fesyen seperti Kloom, kosmetik Wardah, Cimory dan lain-lain.

Anshari mengemukakan, PPI di Bandung itu merupakan pengantar atau pra-PPI yang bersifat nasional, yang akan menunjukkan kemampuan industri secara nasional khususnya di bidang teknologi dan kreativitas.

"Kami meyakini industri berbasis teknologi dan sumber daya manusia mampu mendorong pertumbuhan industri lebih tinggi," katanya.

Ditambahkan Kapuskom Kemenperin Hartono, selama tiga hari pameran jumlah pengunjung terus mengalami peningkatan. Pada hari pertama (26/9) jumlah kunjungan mencapai 1.029 orang, naik menjadi 1.732 orang pada hari kedua (27/9), dan menjadi 2.735 orang pada Sabtu (28/9).

"Masyarakat yang datang tidak hanya berasal dari Bandung, tapi juga mereka yang sedang berlibur dari kota lainnya, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya. Bahkan ada pengunjung dari Malaysia, Brunei, Singapura, dan Australia yang sedang berburu barang bagus dari Indonesia," katanya.

Hartono juga menekankan target utama PPI bukan pada penjualan, namun pengenalan produk berkualitas dari dalam negeri.

"PPI lebih ditujukan untuk peningkatan kecintaan masyarakat dalam menggunakan produk nasional," katanya.

Kendati demikian, pihaknya telah menghimpun data penjualan selama tiga hari pameran dari 114 peserta telah mencapai sekitar Rp 426 juta. Sementara itu, salah seorang peserta yang memamerkan produk pakaian wanita, Yuni Triwahyuni Ediawati berharap dari PPI tersebut dia mendapat pesanan dalam jumlah besar dari pembeli domestik maupun asing.

"Saya berharap dari ajang ini memperluas pasar produk kami dan mendapat order besar. Sasaran kami bukan menjual ritel (eceran)," kata pemilik butik dengan merek Yuni Collection itu.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013