Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencari tenaga ahli kesehatan pohon yang dapat mengetahui kondisi pohon apakah masih bagus atau sudah keropos sebagai langkah antisipasi bencana pohon tumbang.

"Pak wali kota (H Mohan Roliskana, red) sudah meminta langsung ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mencari tenaga ahli kesehatan pohon untuk melihat semua kondisi pohon pelindung yang ada di kota ini," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Jumat.

Kebutuhan akan tenaga ahli kesehatan pohon di Kota Mataram itu seiring dengan terjadinya bencana pohon tumbang di Jalan Pejanggik pada Selasa (20/2-2024) akibat angin kencang dan kondisi pohon ternyata sudah keropos. Akibat pohon tumbang itu empat warga mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit.

Dari pengalaman itu, katanya, pemerintah kota ingin melakukan upaya antisipasi agar bencana serupa tidak terulang lagi.

"Apapun yang menjadi rekomendasi dari tenaga ahli itu, Insya Allah bisa kita penuhi selama itu untuk kepentingan dan keselamatan masyarakat," katanya.

Baca juga: Angin kencang, empat warga tertimpa pohon tumbang di Mataram

Baca juga: DLH Mataram kerahkan alat berat tangani pohon beringin yang tumbang

Salah satunya, misalnya, tenaga ahli tersebut merekomendasikan untuk pembelian alat untuk mendeteksi kondisi batang pohon yang sudah keropos atau sejenisnya, pemerintah kota siap merealisasikannya.

Dengan demikian, lanjutnya, DLH bisa melakukan penebangan terhadap pohon-pohon terdeteksi sudah keropos sehingga dapat meminimalkan dampak bencana.

Apalagi menurut informasi di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor punya alat untuk mendeteksi kondisi batang pohon yang sudah keropos bernama "Sonic Tomography". "Tapi untuk kepastiannya kita tunggu rekomendasi dari tenaga ahli kesehatan pohon," katanya.

Lebih jauh Sekda mengatakan, sebelum dilakukan penebangan pohon karena nilai sudah keropos, dinas terkait harus memastikan sudah ada pohon pengganti sebagai bagian dari peremajaan.

"Jangan sampai pohon besar kita tebang, tapi tidak ada pohon pengganti. Ini juga ke depan bisa berpotensi jadi bencana alam," katanya.

Baca juga: BPBD Sabang: Sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang

Pewarta: Nirkomala
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024