Jakarta (ANTARA News) - Pameran Produksi Indonesia (PPI) oleh Kementerian Perindustrian dan menampilkan poduk berkualitas, menarik ribuan pengunjung baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang tercatat lebih dari 1.500 orang.
Dalam siaran pers yang diterima Antara, Jumat, pengunjung PPI tidak hanya berasal dari Jakarta dan Bandung saja, tetapi juga terdapat pengunjung dari Malaysia dan Brunei Darussalam, dan tercatat pada hari pertama penyelenggaraan PPI 2013 sebanyak 1.029 pengunjung, sementara pada hari kedua tercatat 1.678 pengunjung yang terdiri dari instansi pemerintah, perusahaan swasta, asosiasi, buyers, mahasiswa, dan umum.
"Produk yang ditampilkan bagus dengan model terbaru," kata salah seorang pengunjung asal Bandung Rina Hidayah (30), di Bandung, Jumat.
Sementara itu, beberapa peserta khususnya produk-produk fashion menyatakan bahwa PPI seharusnya diadakan secara tetap di beberapa kota besar, karena banyak calon pembeli yang berasal dari daerah lain.
Meskipun transaksi belum terealisasi pada hari pertama, namun calon pembeli sudah menunjukkan keseriusannya untuk memesan dalam jumlah besar dan tinggal menunggul kesanggupan produsen untuk memenuhi pesanan tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Ansari Bukhari mengatakan bahwa pameran tersebut mampu mempersiapkan masyarakat Indoneisia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan memperkenalkan produk industri dalam negeri yang berkualitas.
"Pameran tersebut memperkenalkan produk-produk baru yang berkualitas dari industri dalam negeri yang berbasis inovasi dan kreativitas," kata Ansari.
Kegiatan PPI di Trans Convention Center, The Trans Luxury Hotel tersebut, diikuti 126 peserta berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, dan pameran yang dimulai 26--29 September 2013 tersebut, menyasar pemenuhan produk-produk kebutuhan konsumsi rumah tangga, seperti industri mebel kayu, rotan, bambu, industri garmen, TPT, tas dan aksesoris, industri kosmetik dan herbal.
Penyelenggaraan PPI merupakan program dari kebijakan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) dengan sasaran menjangkau belanja konsumsi domestik sebagai "captive market", yaitu belanja pemerintah yang bersumber dari APBN/APBD dan pengeluaran konsumsi rumah tangga.
(V003/I007)
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013