Pontianak (ANTARA) - Penggiat Kopi Kalimantan Barat (Kalbar) saat ini tengah mencanangkan dan menyusun standar kopi jenis liberika seiiring perkembangan budidaya hingga penyajian kopi dataran rendah tersebut yang semakin pesat di tanah air.
"Kami tengah membuat sebuah standarisasi khusus untuk kopi jenis liberika karena selama ini di Indonesia bahkan dunia hanya ada standarisasi untuk jenis arabika dan robusta," ujar Pemilik Kopi Jalanan (Kojal) Gusti Iwan Darmawan di Pontianak, Kamis.
Ia yang juga merupakan Ketua DPD Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) Kalbar menyebutkan bahwa standarisasi kopi jenis liberika penting untuk menentukan mutu sebagai kontrol rasa dan lainnya.
"Kembali, sejauh ini untuk uji laboratorium baik mutu, cita rasa serta lainnya untuk SNI masih memakai standarisasi robusta," papar dia.
Menurutnya dengan potret yang ada pihaknya berkepentingan untuk melahirkan standarisasi liberika dari Kalbar mengingat potensi yang dimiliki jenis liberika memang ada seperti di Kayong Utara, Kubu Raya, Sambas, Melawi dan Mempawah.
"Apalagi khusus di Kayong Utara untuk jenis liberika sudah memiliki indikasi geografis. Itu yang pertama di Kalimantan dan ketiga di Indonesia," papar dia.
Ia menjelaskan lingkup standarisasi secara umum yang disusun seputar mulai budidaya, penanganan pascapanen, roasting, pengelolaan kopi bubuknya dan roda ras serta lainnya.
"Untuk standarisasi tentu kami tidak sendiri melibatkan petani, penggiat kopi, pengusaha kopi, pemerintah daerah, civitas akademika serta lainnya," kata dia.
Ia mengajak penggiat, barista, pelaku usaha dan lainnya untuk tidak malu dan ragu menampilkan kopi lokal Kalbar yakni liberika.
"Kita harus bangga dengan kopi liberika dan kami mengajak kita sama - sama mengenalkan kopi kebanggaan Kalbar ini," ucap dia.
Terkait kegiatan Semarak Pariwisata, UMKM, Keuangan (Saprahan) Khatulistiwa yang digelar Bank Indonesia di Pontianak Convention Center sejak 17 - 23 Februari 2024 yang menampilkan pojok kopi dan kegiatan edukasinya menurutnya sangat baik.
"Kegiatan itu menjadi wadah kami dan semua untuk mempromosikan kopi Indonesia termasuk kopi jenis liberika agar diketahui negara luar," ucap dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero mengatakan saat ini sekitar 12 ribu hektare kopi di Kalbar, sebagian besar ditanami jenis liberika.
"Masing- masing daerah punya karakter rasa yang berbeda meskipun tipe kopinya sama. Saat ini permintaan pasar terhadap kopi juga terus meningkat, baik dalam negeri maupun luar negeri, seiring gaya hidup masyarakat yang tidak terlepas dari minum kopi," papar dia.
Baca juga: Wastra dan Kopi Liberika binaan BI Kalbar tembus pasar internasional
Baca juga: Kopi Liberika, mutiara hitam penyelamat gambut
Pewarta: Dedi
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024