Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang pada Rabu (21/2) menurunkan proyeksi atau pandangan terhadap perekonomian domestik pada Februari 2024 yang merupakan langkah pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir karena kehati-hatian terhadap dampak konsumsi dan produksi swasta.

"Ekonomi Jepang pulih pada kecepatan yang moderat meskipun belakangan ini tampaknya mengalami jeda," dikutip dari laporan yang menghilangkan frasa "sebagian" setelah kata “jeda” dalam laporan sebelumnya, menurut laporan ekonomi bulanan yang dirilis oleh Kantor Kabinet Jepang.

Di antara komponen-komponen kunci ekonomi Jepang, pemerintah memangkas penilaiannya terhadap konsumsi swasta untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Pemerintah Jepang menyatakan bahwa peningkatan konsumsi swasta baru-baru ini, —yang menyumbang lebih dari setengah produk domestik bruto (PDB)—, "tampaknya mengalami jeda."

Laporan ekonomi yang dikeluarkan pada Rabu tersebut juga menunjukkan sikap kehati-hatian dalam hal produksi setelah serangkaian skandal dalam uji keselamatan yang melibatkan perusahaan-perusahaan grup Toyota Motor Corp., Daihatsu Motor Co., dan Toyota Industries Corp. Laporan itu mengatakan bahwa meski output industri diperkirakan meningkat, "aktivitas produksi turun baru-baru ini."

Penilaian yang tidak menyenangkan tersebut dikeluarkan setelah data pekan lalu menunjukkan bahwa ekonomi Jepang secara tak terduga tergelincir ke dalam resesi pada kuartal keempat karena melemahnya permintaan domestik. Hal itu membuat Jepang kehilangan status sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, dan digantikan oleh Jerman.

Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024