... juga nggak menyangka, tapi mungkin karena sakitnya berat jadi akhirnya seperti ini... "
Jakarta (ANTARA News) - Putra pertama almarhum ahli bedah forensik RS Cipto Mangunkusumo, Mun'im Idris, Agus Thoriq, mengatakan, pihak keluarga tidak merasakan firasat apapun menjelang kepergian ayah mereka itu.

"Nggak ada. Kami juga nggak menyangka, tapi mungkin karena sakitnya berat jadi akhirnya seperti ini," kata Agus usai pemakaman ayahnya, di TPU Menteng Pulo, Jakarta, Jumat.

Dia yang berdomisili di Lombok, NTB itu sangat terkejut dengan kepergian ayahandanya yang dirasa sangat mendadak, karena operasi yang dijalani Mun'im sebelumnya berlangsung lancar.

Dia bercerita, sekitar dua minggu sebelumnya, kondisi ayahnya menurun sehingga dilarikan ke RS. "Dari pemeriksaan endoscopy, ternyata ada tumor di pankreas. Akhirnya beliau dioperasi dua minggu kemudian setelah menunggu kondisinya lebih kuat," katanya.

Operasi pengangkatan tumor pankreas tersebut, menurut dia, berjalan lancar. Tetapi takdir berkata lain, hari ketiga usai operasi, ajal menjemput pria bernama lengkap Abdul Mun'im Idris itu.


Mun'im merupakan salah satu dari sedikit saja ahli bedah forensik yang dimiliki Indonesia. Pendapat profesionalnya sering menentukan dalam banyak kasus, di antaranya pada kasus-kasus kriminal serius yang rumit.

Mun'im meninggal dunia pada pukul 02.30 WIB Jumat (27/9), akibat penyakit yang dideritanya, yakni komplikasi diabetes, jantung koroner dan pankreas.


Berdasarkan data dari dokter yang menanganinya, dr Priyambodho SpAn, Mun'im menderita diabetes selama 10 tahun, jantung koroner (coronary arterial disease) selama tiga tahun dan keganasan pankreas selama tiga hari.


Mun'im yang berpulang dalam usia 66 tahun itu meninggalkan seorang istri dan tujuh orang anak kandung.

Pewarta: Anita Dewi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013